Ekspor Perikanan RI ke Eropa Terhambat
JAKARTA, NusaBali - Eropa menjadi salah satu pasar ekspor perikanan yang paling potensial bagi Indonesia. Namun, Indonesia masih terhalang untuk bisa sepenuhnya memanfaatkan pasar tersebut.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ishartini awalnya menjelaskan saat ini jumlah serta varian produk perikanan Indonesia di pasar Uni Eropa stagnan. Situasi ini terjadi sejak tujuh tahun lalu.
"Saat ini sudah ada 176 perusahaan unit pengolahan ikan yang masuk ke atau mengekspor ke Uni Eropa. Namun, untuk menambah jumlah approval number ini masih belum bisa ya, sudah tujuh tahun kita belum bisa menambah jumlah, maupun menambah varian produk yang bisa dikirim atau diekspor ke sana," kata Ishartini di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, seperti dilansir detikcom, Senin (30/7).
Salah satu penyebab ekspor perikanan Indonesia ke Eropa belum optimal karena Uni Eropa masih menganggap kualitas produk perikanan Indonesia belum memenuhi standar di sektor hulu. Sektor hulu terdiri dari sejak ikan ditangkap dan ditangani di atas kapal, dibawa ke pemasok, sampai ke unit pengelolaan.
Untuk mengatasi persoalan ini, Ishartini menjelaskan pihaknya berupaya meyakinkan Uni Eropa bahwa sistem penjaminan mutu dari hulu sampai hilir produk perikanan Indonesia sudah baik. Komunikasi sedang diupayakan dengan Directorate-General for Health and Food Safety (DG Sante) Uni Eropa.
"Jadi ini adalah upaya yang sedang kita lakukan untuk bisa berkomunikasi dengan tim dari Uni Eropa, DG SANTE (Directorate-General for Health and Food Safety), untuk bisa meyakinkan ke mereka semua bahwa proses-proses pembinaan mutu dan penjaminan mutu sebetulnya sudah kami lakukan," jelasnya.
Di sisi lain, Ishartini menuturkan bahwa KKP bakal menggandeng seluruh pelaku usaha di sektor hulu hingga hilir untuk menjaga mutu dan kualitas produk perikanan Indonesia.
Dengan cara tersebut, jumlah ikan asal Indonesia yang disetujui oleh Uni Eropa untuk dipasarkan di 'Benua Biru' diharapkan meningkat.
"Salah satunya, nanti di penangkapan budi daya yang sudah memiliki sertifikasi jaminan mutu ini untuk bisa kita yakinkan ke negara tujuan ekspor, sehingga approval number kita nanti akan bertambah. Dengan bertambahnya approval number tentu akan menambah volume maupun nilai ekspor (produk perikanan RI) ke Uni Eropa," imbuhnya.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, KKP mencatat Uni Eropa menjadi kawasan peningkatan pasar perikanan terbesar. Jumlah kenaikan mencapai 18,9% menjadi US$ 193,35 juta atau Rp 3,13 triliun. Namun, ekspor perikanan Indonesia ke Uni Eropa belum optimal.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Menteri KP, Hendra Yusran Siri, mengatakan bahwa ekspor produk perikanan Indonesia ke Eropa terhalang hambatan non-tarif. Jika persoalan itu di atasi, Hendra meyakini jumlah ekspor perikanan ke Eropa bisa lebih tinggi.
"Uni Eropa ini kalau seandainya kita sudah masuk dan produk-produknya bisa masuk ke kita insyaallah nilai ekspornya juga akan lebih tinggi," pungkasnya. 7
1
Komentar