nusabali

7 Bulan, 26 Kali Kebakaran di Jembrana

Kerugian Korban Rp 2 Miliar Lebih

  • www.nusabali.com-7-bulan-26-kali-kebakaran-di-jembrana

Pada Februari terjadi 6 kebakaran, terdiri dari 3 kali kebakaran regulator gas elpiji, sepeda motor, bale bengong, dan rumah.

NEGARA, NusaBali
Kabupaten Jembrana dilanda sejumlah peristiwa kebakaran dalam 7 bulan terakhir. Berdasarkan data Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelematan pada Satpol PP Jembrana per Januari hingga Juli 2024, tercatat 26 kejadian kebakaran dengan total kerugian mencapai Rp 2.151.480.000.

Statistik kebakaran per bulan selama 7 bulan terkahir ini cukup fluktuatif. Pada bulan Januari terjadi 3 kebakaran (kebakaran rumah, kebakaran pelangkiran, dan kebakaran panel listrik). Kemudian pada Februari terjadi 6 kebakaran, terdiri dari 3 kali kebakaran regulator gas elpiji, sepeda motor, bale bengong, dan rumah.

Selanjutnya, Maret terjadi 2 kebakaran (kebakaran kantin sekolah di SDN 3 Baluk dan kebakaran ruang wakil kepala sekolah di SMKN 4 Negara). Bulan April terjadi 2 kebakaran (kebakaran gudang kayu dan kebakaran dapur). Bulan Mei terjadi 3 kebakaran (kebakaran dapur, kebakaran rumah, dan kabel listrik). 

Bulan Juni terjadi 4 kebakaran (kebakaran kabel listrik, kebakaran rumah, kebakaran gudang, dan kebakaran lahan. Sedangkan pada bulan Juli terjadi 6 kebakaran (3 kebakaran lahan, kebakaran kios, kebakaran rumah, dan kebakaran kandang ayam).

Kepala Bidang Damkarmat pada Satpol PP Jembrana I Kadek Rita Budhi Atmaja, Rabu (31/7), mengatakan, kebakaran terbanyak selama 7 bulan terkahir ini tejadi pada bulan Februari dan bulan Juli. Pada dua bulan itu, masing-masing terjadi 6 kejadian. 

"Total kerugian materiel dari seluruh kebakaran selama 7 bulan ini diperkirakan sebesar Rp 2.151.480.000. Kebakaran dengan kerugian terbesar adalah kebakaran kandang ayam (di Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, yang terjadi beberapa waktu lalu," ujar Budhi Atmaja.

Lebih lanjut, Budhi Atmaja menjelaskan bahwa jenis kebakaran yang paling sering terjadi adalah kebakaran bangunan dan kebakaran lahan. Penyebab utama kebakaran bangunan didominasi oleh korsleting listrik dan api dupa. "Yeng terkahir ini paling banyak kebakaran lahan," ucap Budhi Atmaja. 

Mengingat tingginya angka kejadian kebakaran, Budhi Atmaja mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati. Terutama saat memasuki musim kemarau ini. Angin kencang yang sering terjadi pada musim kemarau dapat meningkatkan risiko kebakaran, khususnya kebakaran lahan. "Kami imbau untuk tidak sembarangan membakar sampah ataupun membuang puntung rokok di lahan-lahan kering yang mudah terbakar," tegasnya.

Sebagai upaya pencegahan, Budhi Atmaja mengaku juga terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Termasuk juga kehadiran pengecekan alat pemadam api ringan (APAR) secara berkala di sejumlah tempat usaha ataupun instansi pemerintah. "Kami berharap dengan adanya sosialisasi dan edukasi yang intensif, masyarakat semakin sadar akan pentingnya mencegah terjadinya kebakaran," ujar Budhi Atmaja.7ode

Komentar