Rentan Kemiskinan, Disabilitas dan Lansia Kampung Anyar Dibantu Sembako
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 200 paket sembako mendarat di Balai Serbaguna Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (31/7) kemarin.
Bantuan swadaya dari pengusaha pariwisata di Buleleng Nyoman Arya Astawa itu diberikan kepada lansia dan penyandang disabilitas.
Kelurahan Kampung Anyar menjadi sasaran pendistribusian bantuan karena menjadi salah satu kelurahan padat penduduk di Kecamatan Buleleng. Berlokasi di wilayah perkotaan, kelurahan ini memiliki potensi kerentanan kemiskinan cukup tinggi.
Menurut Buleleng Satu Data, Kelurahan Kampung Anyar dengan jumlah penduduk 6.416 jiwa, hampir sepertiganya atau 2.091 jiwa masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Jumlah penduduk miskin mencapai 455 KK. Jumlah ini tertinggi di Kecamatan Buleleng.
Lurah Kampung Anyar I Gede Riawan Arya tidak memungkiri jika warganya masih membutuhkan uluran tangan. Terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan tidak tetap. Sebagian warga keseharian sebagai pedagang dan buruh serabutan. Kondisi lingkungan padat penduduk memang masih rentan masalah ekonomi.
“Ada satu rumah dihuni 3 KK, meski sekarang sudah banyak warga kami sudah bisa meningkatkan taraf hidup, pemuda mulai bekerja di kapal pesiar ada yang sudah bisa beli BTN Subsidi. Tapi untuk saat ini masih ada yang memerlukan uluran tangan seperti lansia dan disabilitas yang belum tersentuh bantuan sosial,” kata Riawan.
Menurutnya dari ratusan KK miskin yang sudah masuk DTKS, masih ada yang belum tersentuh bantuan sosial dari masyarakat. Bantuan swadaya ini pun dinilainya sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, Nyoman Arya Astawa menyebut bantuan paket sembako yang digelontorkan untuk masyarakat kurang mampu sudah dilakukan sebelum Covid-19. Dia mengawali program sosialnya karena menemukan masih banyak masyarakat Buleleng yang membutuhkan uluran tangan. Bahkan di desa-desa pedalaman juga banyak masyarakat Buleleng yang hidup di rumah yang tidak layak huni.
“Kalau mau menelisik jauh ke desa-desa banyak yang tempat tinggalnya tidak layak huni, masih banyak yang hidup digaris kemiskinan,” terangnya.
Pengusaha asal Lovina ini pun menyebut kedepannya akan membentuk komunitas formal berkolaborasi dengan pengusaha pariwisata di kawasan Lovina yang memiliki misi kemanusiaan yang sama. Sehingga bisa membantu lebih banyak masyarakat Buleleng yang membutuhkan.7 k23
Komentar