nusabali

AA Gde Raka, Veteran Pejuang Kemerdekaan dari Puri Kauhan Ubud Dianugerahi Bintang LVRI di Usia 95 Tahun

  • www.nusabali.com-aa-gde-raka-veteran-pejuang-kemerdekaan-dari-puri-kauhan-ubud-dianugerahi-bintang-lvri-di-usia-95-tahun

GIANYAR, NusaBali.com - Anak Agung Gde Raka, ayahanda dari Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana yang juga Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud dianugerahi Tanda Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI (LVRI), Jumat (2/8/2024).

Lencana medali penghargaan ini dikalungkan langsung oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan dan Pertimbangan (DPP) LVRI Letjen TNI (Purn) Herman Bernhard Leopold Mantiri dalam acara seremonial yang digelar di halaman Puri Kauhan Ubud, Jalan Raya Ubud Nomor 35, Jumat petang.

Sekretaris Jenderal DPP LVRI Laksdya TNI (Purn) Djoko Sumaryono menuturkan, AA Gde Raka merupakan satu dari sedikit veteran kelompok Pejuang Kemerdekaan RI (PKRI) yang aktif tahun 1945-1949 yang masih bertahan di tanah air. Veteran PKRI, kata Djoko, bisa dibilang sebagai kasta veteran tertinggi di republik ini.

"Veteran PKRI itu paling tinggi kastanya dan sudah tidak banyak tokoh yang masih bertahan sampai sekarang. Nah, ayahanda dari Bapak Agung Ari adalah salah satu di antaranya yang mampu mewariskan nilai-nilai semangat dan jiwa pejuang ke generasi penerus," ungkap Djoko ketika ditemui usai acara.

AA Gde Raka, akrab disapa Gung Lingsir lahir di Bali, Hindia Belanda, 2 November 1928. Ia adalah putra keempat dari pasangan Jaksa Ubud Ida Anak Agung Gde Oka Kerebek dan Jero Sarasija. Sebagai bangsawan, Gung Lingsir memiliki kemudahan mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR), Hollandsch Inlandsche School (HIS) atau Sekolah Dasar Bumiputera di Klungkung, hingga Vervlog School di Gianyar.

Meski disediakan kemudahan mengenyam pendidikan, Gung Lingsir nyatanya lebih memilih jalur perjuangan. Di usia yang masih belia, Gung Lingsir aktif dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan RI. Tahun 1945, tepatnya menjelang peristiwa 10 November di Surabaya, Gung Lingsir mendengar pidato berkobar dari Bung Tomo di saluran radio yang membakar semangat juangnya.

Terinspirasi dari pidato bersejarah itu, Gung Lingsir bergerak bersama pemuda Ubud dalam wadah Pemuda Republik Indonesia (PRI) melawan penjajah. Ia juga terlibat dalam peristiwa long march Pasukan Ciung Wanara di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai dari Tabanan ke Gunung Agung yang berjarak 200 kilometer pada tahun 1946.

Setahun berikutnya, perjuangan Gung Lingsir berlanjut dan menjadi anggota dari Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda-Ketjil di daerah Gianyar hingga tahun 1949. Pasca era pergerakan, ia ditarik ke Jakarta dan bertugas di Sekretariat Negara sebagai penghubung DPR dan Presiden. Ia juga jadi bagian dari tim konseptor pidato-pidato Presiden Soekarno.

Atas jasa-jasanya selama perjuangan dan di pemerintahan, negara melalui Kementerian Urusan Veteran RI mengakui dan menetapkan Gung Lingsir sebagai Veteran PKRI pada tahun 1962. Dan, atas bara perjuangan yang masih menyala hingga kini pada diri seorang pelaku sejarah menjadi contoh bagi generasi penerus, Gung Lingsir diganjar Bintang LVRI di usia 95 tahun.

"Penghargaan Bintang LVRI ini suatu kebahagiaan dan kehormatan bagi kami di keluarga Puri Kauhan Ubud dan secara umum bagi Ubud sebagai desa pejuang dan Bali sebagai pulau perjuangan," tutur Ari Dwipayana ketika ditemui usai acara, Jumat malam.

Bagi Ari Dwipayana, penghargaan ini jadi penegas terhadap pengakuan perjuangan sang ayah yang kala itu baru berusia 17 tahun, tapi sudah mempersembahkan jiwa dan raga untuk negara. Semangat perjuangan Gung Lingsir menjadi contoh dan warisan bagi putra-putranya sebagai kaum Ksatria di Puri Kauhan Ubud untuk menunaikan dharma negara (berbakti pada bangsa dan negara).

Kata Ari Dwipayana, generasi penerus harus mewarisi api perjuangan, bukan abunya. Pulau Dewata sendiri dikenal dengan semangat puputan, berjuang hingga tetes darah terakhir yang tercatat dalam Puputan Jagaraga (1848-49), Puputan Badung (1906), Puputan Klungkung (1908), dan Puputan Margarana (1946). Api puputan ini harus dijaga baranya agar berkobar abadi.

Pada Jumat petang, selain Gung Lingsir, dua veteran PKRI lainnya juga dianugerahi Bintang LVRI yakni Ketua DPD LVRI Provinsi Bali I Gusti Bagus Saputera, 94 yang juga tokoh Puri Kesiman dan veteran srikandi yakni Ketua DPC LVRI Kota Denpasar Jero Wiladja, 93. Ari Dwipayan juga diganjar penghargaan yang sama karena jasanya terhadap kemajuan organisasi LVRI dan kesejahteraan veteran tanah air.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya yang hadir dalam acara mengungkapkan rasa bangganya lantaran putra-putri terbaik Bali mendapat pengakuan tertinggi atas semangat juangnya mempertahankan negara. Ia mendorong tokoh pejuang lainnya diberikan rekognisi yang setara.

"Sebagai putra Bali, saya bangga karena ada putra-putri Bali yang mendapat pengakuan tertinggi dari LVRI dan untuk diakui setaraf ini tidaklah mudah," ujar Mahendra sebelum meninggal lokasi acara, Jumat petang. *rat

Komentar