nusabali

Penggunaan Tagar dalam Kampanye Pelestarian Lingkungan di Medsos

Dr Made Sani Damayanthi Muliawan

  • www.nusabali.com-penggunaan-tagar-dalam-kampanye-pelestarian-lingkungan-di-medsos

DENPASAR, NusaBali  - Media sosial menjadi kekuatan baru dalam kampanye pelestarian lingkungan.

Penggunaan tagar (hashtag) yang efektif mampu mengoptimalkan upaya membangun kesadaran lingkungan di tengah-tengah masyarakat. 

Akademisi Universitas Warmadewa Dr Made Sani Damayanthi Muliawan dalam penelitian disertasi berjudul ‘Tagar Pelestarian Lingkungan pada Media Sosial Instagram: Kajian Ekolinguistik Kritis’, menyampaikan 

tagar pelestarian lingkungan pada media sosial instagram dapat menyampaikan cerita-cerita menarik mengenai upaya pelestarian lingkungan. 

“Tagar atau hashtag telah menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian lingkungan di media sosial. Tagar di media sosial Instagram dapat dipandang sebagai sebuah wacana karena membentuk sistem komunikasi yang terstruktur di dalam platform tersebut,” ujar Sani Damayanthi, saat ujian terbuka di Program Studi Doktor Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Denpasar, Kamis (1/8). 

Dalam penelitiannya, Sani mengamati akun Instagram yang dikelola oleh pemerintah dan yang dikelola oleh organisasi swasta non-pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tagar pelestarian lingkungan muncul dalam berbagai bentuk seperti headline, illustration, body copy, dan signature line. 

“Munculnya tagar pada headline, illustration, body copy, dan signature line masing-masing memainkan peran penting dalam menyusun dan memperkuat cerita pelestarian lingkungan,” ungkapnya. 

Lebih jauh terungkap, bahwa tagar- tagar yang digunakan oleh akun yang dikelola oleh pemerintah terdiri atas headline, illustration, dan body copy, namun tanpa adanya signature line atau logo sebagai penanda ciri khas akun tersebut dan cenderung bersifat isidental. Sementara tagar- tagar yang digunakan oleh akun yang dikelola oleh non pemerintah selalu menggunakan headline, illustration, body copy, dan logo atau signature line pada setiap unggahannya. 

Sani menuturkan, tagar yang tidak memiliki signature ataupun logo kurang memiliki daya tarik yang membuat seseorang atau audience dari pengguna Instagram tertarik untuk menjadi follower (pengikut). Sedangkan tagar-tagar yang menggunakan teknik signature line atau logo pada setiap unggahannya menjadi menarik dan juga membingkai ataupun menonjolkan kekhasan dari tagar tersebut, sehingga mengubah atau membuat audience mengikuti, mengkampanyekan, dan juga merubah perilaku dari audience tentang tagar pelestarian lingkungan tersebut. 

“Logo pada sebuah unggahan instagram memainkan peran penting dalam menunjukkan kepemilikan konten, meningkatkan profesionalisme, mengkomunikasikan nilai, dan meningkatkan keterlibatan audiens,” jelasnya.

Metode penelitian Sani yang mengelaborasi teori ekolinguistik dan analisis wacana kritis mampu menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis bahasa dan kaitannya dengan isu-isu lingkungan. Teori ekolinguistik berfungsi sebagai pintu masuk cerita, memperkenalkan isu lingkungan dan menarik perhatian pengguna. Sementara teori analisis wacana kritis pada tataran suprastruktur berfungsi untuk menemukan skema sebuah unggahan untuk menyampaikan pesan pelestarian lingkungan. 

“Analisis mikrostruktur membantu mengungkap strategi linguistik berupa pemilihan frasa dan klausa yang digunakan untuk membangun makna. Analisis makrostruktur mengungkap bagaimana suatu isu dikonstruksi dan disajikan kepada publik,” ungkapnya. a 

Komentar