Pemuda Madenan Bangkitkan Kembali Gamelan Selonding
SINGARAJA, NusaBali - Lima orang pemuda Desa Madenan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng asyik memainkan seperangkat gamelan selonding, menyambut tamu yang hadir dalam sebuah acara resmi di hutan desa beberapa waktu lalu. Gamelan selonding ditampilkan perdana oleh pemuda yang tergabung dalam Komunitas Selonding Madenan, setelah mempelajarinya setahun terakhir.
Tokoh Desa Madenan, Made Sudiadnyana menjelaskan, gamelan selonding merupakan salah satu seni tabuh Bali yang unik. Gamelan ini seiring waktu semakin berkurang peminatnya, jika dibandingkan gamelan gong kebyar, angklung atau baleganjur. Bahkan di desanya, sebelum dibangkitkan kembali, gamelan selonding ini sempat tidak didengarkan warga selama 50 tahun.
“Kebetulan anak saya kuliah di ISI dan memelopori untuk menghidupkan lagi gamelan selonding ini mengajak teman-temannya di desa. Baru setahun belakangan, berlatih swadaya,” terang Sudiadnyana.
Foto: Tokoh Desa Madenan, Made Sudiadnyana. -LILIK
Selonding yang sangat klasik ini dipesannya dari seorang pande gamelan selonding di daerah Pengelumbaran Kabupaten Bangli. Gamelan selonding dipilih untuk dibangkitkan lagi karena mengandung unsur sakral, karena sering kali dipakai mengiringi upacara adat, seperti layaknya gamelan gender.
“Selonding ini saya hanya dengar dari tetua bahwa dulu ada. Vakum sekitar 50 tahun di desa ini, hingga sekarang dibangkitkan kembali. Ya sekarang ada anak muda yang konsen tentang pelestarian kesenian, kita dukung. Mudah-mudahan Pemdes bisa suport latihan dan penganggarannya untuk pelestarian gamelan ini,” ungkap Sudiadnyana.
Selama setahun dipelajari dan dilatih, Komunitas Selonding Madenan ini pun menemui berbagai kendala. Yang utama soal tukang gambel yang mau diajak berkesenian. Meskipun jumlah pemain gamelan selonding hanya 5 orang saja, namun untuk mencari orang yang benar-benar mau belajar dan menekuni sangat sulit dicari.
“Anak muda sekarang trendnya setelah tamat sekolah atau kuliah kerja ke luar daerah dan luar negeri. Sehingga saat sudah latihan serius mereka harus kembali ke tempat bekerja. Disisi lain untuk melestarikan seni itu perlu bakat, tidak bisa asal copot saja ini yang masih menjadi kendala utama dalam pelestarian seni dan budaya kita,” ujarnya. 7 k23
Koordinator : Gede Navio Raykin, SSn
Pekerjaan : Mahasiswa
Anggota :
Nama : Komang Rata Sunadi
Perkerjaan : Guru
Nama : Made Masti Guna
Pekerjaan : Kantor Sipil
Nama : Kadek Agus Sudiartana
Pekerjaan : Sopir
Nama : Komang Kembar Triyasa
Perkerjaan : Hotel
Nama : Gede Agus Aria Putra
Pekerjaan : Petani
Nama : Kadek Gangga Pramertha
Pekerjaan : Coffe Shop
Komentar