nusabali

Wisatawan Jepang ke Bali Masih Seret

  • www.nusabali.com-wisatawan-jepang-ke-bali-masih-seret

Pemerintah didorong perbanyak jumlah penerbangan dari Jepang ke Bali atau sebaliknya

DENPASAR, NusaBali
Kunjungan wisatawan Jepang ke Bali masih seret. Data  menunjukkan  dari bulan Januari sampai  sampai dengan bulan Juni 2024 kunjungan wisatawan Jepang ke Bali baru mencapai 73.610 kunjungan.  Jumlah tersebut menempatkan wisman Jepang berada  di posisi 12 dari 20 negara asal wisman yang warganya negaranya berwisata ke Bali.

Jumlah kunjungan yang belum maksimal ini menjadikan wisatawan Jepang ke Bali terasa ‘sepi’. Akibatnya pramuwisata dari divisi Bahasa Jepang, masih banyak ‘nganggur’.

Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta mengatakan dari 900 pramuwisata Jepang  anggota HPI Bali, yang terserap atau aktif bekerja tidak  lebih dari 100 orang.

“Masih kecil jumlah rekan- rekan guide Jepang yang bekerja,” ujarnya, Selasa (6/8). Terkait kondisi tersebut, HPI Bali berharap dan mendorong pemerintah untuk memperbanyak jumlah penerbangan internasional ke Bali.  Dalam hal ini dari Jepang ke Bali atau sebaliknya.  “Salah satunya kuncinya adalah penerbangan,”  ujar tokoh pariwisata Bali asal Buleleng.

Karena jumlah pesawat langsung yang minim itulah, diyakini Nuarta menjadi pemicu mengapa wisman Jepang belum banyak ke Pulau Dewata. Apalagi, kondisi ekonomi  Jepang sendiri informasinya  sedang berat.

“Bukan berarti mereka tidak ada bepergian ke luar negeri..? Tetap ada. Namun bisa jadi mereka memilih destinasi-destinasi yang lebih dekat dan kemungkinan lebih murah,” kata Nuarta. Destinasi-destinasi itu nota bene merupakan pesaing Bali di kawasan Asia Tenggara. Diantaranya Vietnam,  Thailand dan Malaysia. Jika kondisi ‘normal’  seperti dulu semestinya mulai bulan Juni-Juli-Agustus sampai pertengahan September merupakan puncak keramaian kunjungan wisman Jepang.

“Karena di sana ada namanya natsuyasumi, liburan,” ungkap Nuarta. Namun hal itu tidak terjadi, kedatangan wisatawan Jepang, masih seret.

Terpisah Sekretaris HPI Bali I Komang Puji menambahkan, sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisman Jepang ke Bali masih cukup ramai. Malah jauh sebelumnya sekitar tahun 2.000-an, wisman Jepang membeludak.  “Untuk 1 agen (travel) saja dalam sebulan bisa sampai 6.000 orang,” kenang Komang Puji. Namun sesudahnya, kunjungan wisatawan Jepang terus menurun, kemudian diperparah dengan pandemi Covid-19, tiga tahun lalu.

“Sampai sekarang, pasar Jepang masih  belum normal,” kata Komang Puji. Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun mengiyakan pasar wisatawan Jepang belum ramai benar. “Ya, boleh dikatakan belum,” ujarnya. Senada, kurangnya penerbangan langsung  dari Jepang ke Bali menjadi salah satu penyebabnya.  JAL (Japan Airlines) menurut Tjok Bagus Pemayun belum ada terbang  ke Bali. Kata dia, itulah salah satu yang diperkirakan jadi penyebabnya.  “Karena karakter orang Jepang ‘kan mereka, mau pakai milik mereka (JAL),” jelasnya.

Pihaknya menyatakan Jepang jelas merupakan  potensi besar pasar pariwisata Bali, karena sudah dirasakan industri pariwisata Bali sebelumnya. “Semakin membaik kondisi ekonomi, semakin banyak juga kedatangan wisatawan Jepang,” kata Tjok Bagus Pemayun k17.

Komentar