OJK : Tren Intermediasi Perbankan Meningkat
Kredit Meningkat Jadi 102,29 T
JAKARTA, NusaBali - Kinerja fungsi intermediasi perbankan terus melanjutkan tren peningkatan. Pada Juni 2024, secara month to month(mtm) kredit mengalami peningkatan sebesar Rp102,29 triliun, atau tumbuh sebesar 1,39 persen (mtm). Adapun secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,36 persen yoy (Mei 2024: 12,15 persen) menjadi Rp7.478,4 triliun.
Hal tersebut berdasarkan Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)/RDK per 31 Juli 2024. RDK menilai Stabilitas Sektor Jasa Keuangan terjaga stabil didukung tingkat permodalan yang kuat.
Likuiditas yang memadai di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik serta normalisasi harga komoditas global. Di domestik kinerja perekonomian masih cukup positif dan cenderung stabil.
“Hal itu ditunjukkan dengan terjaganya tingkat inflasi dan berlanjutnya surplus neraca perdagangan,” jelas Kepala Departemen Literasi, Inklusi dan Komunikasi OJK, Aman Santosa, dalam siaran pers OJK Selasa(6/8).
Namun demikian yang perlu dicermati berlanjutnya tren penurunan harga komoditas yang telah memoderasi ekspor. Sementara untuk perkembangan sektor perbankan, kinerja fungsi intermediasi terus menunjukkan peningkatan.
Pada Juni 2024, secara month to month ( mtm ) kredit mengalami peningkatan sebesar Rp102,29 triliun, atau tumbuh sebesar 1,39 persen mtm. Adapun secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,36 persen (yoy) menjadi Rp7.478,4 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,09 persen (yoy). Sementara itu, secara nominal yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja sehingga menjadi sebesar Rp3.389,53 triliun.
Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 14,95 persen yoy. Sejalan dengan pertumbuhan Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif.
Pada Juni 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 0,27 persen (mtm ) atau meningkat sebesar 8,45 persen (yoy) menjadi Rp8.722,03 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 13,48 persen (yoy).
Di bagian lain, Aman Santosa menyampaikan penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp129,90 triliun di mana Rp4,39 Triliun di antaranya merupakan fundraising atau pengumpulan dana dari 28 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 111 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp33,04 triliun. K17.
Komentar