Marak Produk Impor Ilegal, Kadin Sebut Industri Tekstil Tengah Babak Belur
JAKARTA, NusaBali - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid buka-bukaan soal kondisi industri tekstil yang sedang dihantam badai PHK. Arsjad mengakui bahwa sektor tersebut memang dalam kondisi babak belur.
"Bahwa kenyataan yang ada saat ini memang industri tekstil sedang babak belur," katanya saat ditemui di Jakarta, seperti dilansir detikcom, Selasa (6/8).
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristiadi mendapat bocoran bakal ada pabrik tekstil yang melakukan PHK pada Agustus. Bahkan dia sudah mendapat konfirmasi bakal ada satu pabrik yang melakukan PHK 500 pekerja.
Arsjad menilai, terpuruknya sektor tekstil tak lepas dari maraknya produk impor yang masuk secara ilegal ke Indonesia. Produk tersebut masuk tanpa membayar pajak sehingga perlu segera disetop.
"Salah satunya adalah karena banyak yang ilegal, barang-barang ilegal, produk luar yang masuk yang tidak membayar bea, nah ini yang harus kita setop," tegasnya.
Arsjad menyebut barang ilegal mengganggu industri berskala besar hingga kelas UMKM. Ia juga mengingatkan bahwa dengan populasi 270 juta jiwa, harusnya Indonesia bisa berperan sebagai produsen.
"Ini mengganggu seluruh industri. Tekstil belum bicara perusahaan besar, menengah, kecil. UMKM, semuanya terganggu sekali. Ini harus kita menjaga, jangan sampai 270 juta hanya sebagai pasar saja, tapi kita harus jadi produsen," ujar Arsjad.
Namun, ia mengingatkan hal tersebut harus diiringi oleh peningkatan kualitas produk. Ia juga menyinggung peran penting Satgas Impor Ilegal mencegah masuknya barang-barang ilegal ke dalam negeri dan menjaga agar industri tidak mati.
"Tapi kita harus siapkan produk-produk kita, jasa-jasa kita. Tekstil tadi tantangannya kita harus jaga. Sekarang ada satgas ilegal impor kan, ini penting. Kalau nggak gimana, semua (barang ilegal) masuk, mati lah," pungkasnya.7
1
Komentar