Kapal Tanker Terbakar, 5 Orang ABK Tewas
Terjadi di Perairan Gili Tepekong, Candidasa, Karangasem
AMLAPURA, NusaBali - Sebuah kapal tanker terbakar di Perairan Gili Tepekong, Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Rabu (7/8) pukul 03.00 Wita.
Sebanyak 5 anak buah kapal (ABK) tewas terpanggang di kamar mesin. Belasan ABK lainnya mengalami luka-luka dan kini masih jalani perawatan di rumah sakit (RS).
Kapal tanker Elisabet yang memuat bahan bakar minyak (BBM) ini merupakan rakitan tahun 2016 dengan bobot 2.938 gross tonnage dan panjang 90 meter. Dalam pelayaran ini kapal membawa 21 anak buah kapal (ABK). Akibat kebakaran disertai dua kali ledakan menyebabkan 5 orang tewas, 3 ABK menjalani perawatan intensif di RS Prof Ngoerah Denpasar karena mengalami luka bakar 80 persen. Ketiga ABK ini, yakni Fadli, Moch Saiful dan Edwin Pratama. Sedangkan 12 ABK lainnya mengalami luka ringan dirawat di RS Graha Bhakti Medika Klungkung. Mereka, yakni Fredy Wahrudin, Amirul Roihan, Diva Ismah, Sigio Ditex, Amar, Renaldy, Zulfokar, Rival Arief, Robinson Perdamaian, Evtrika Ambara Sari dan Risky Wulandri. Sementara nakhoda kapal dinyatakan luput dari insiden itu.
Kasatpol Air Polres Karangasem, AKP I Gusti Suastawan mengungkapkan pihaknya mendapatkan keterangan dari pelapor ABK Riski Wulan,27, (mualim I) asal Jalan Bima Gang Jambu RT 002, Kelurahan Baharu Utara, Kecamatan Pulau Laut Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, dikuatkan saksi Muhammad Haris Al Razak dari jalan Lontar RT 10/RW 004 Kelurahan Tugu Timur Merah, Kabupaten Katimun, Kepulauan Riau.
Berdasarkan laporan saksi-saksi itu peristiwa tersebut berawal saat kapal yang memuat BBM itu berangkat menuju Pelabuhan Badas, Sumbawa, NTB dari Karangasem, Rabu dinihari pukul 01.18 Wita. Setelah kapal berlayar sekitar 1 jam dan 4 menit atau satu mil dari Gili Tepekong, ABK Rizky Wulandari mendengar suara ledakan dari kamar mesin kapal. Sejumlah kru kapal pun membuka pintu kapal dan turun menyaksikan keadaan kapal. Saat itu ditemukan salah satu kru kapal Muhammad Saiful telah tergeletak dengan kondisi luka bakar. Selanjutnya pelapor naik ke anjungan kapal dan menemukan beberapa kru kapal telah mengalami luka bakar.
Kapal masih terus berjalan dengan kecepatan 11,9 knot per jam, setiba di perairan Gili Tepekong kembali terjadi ledakan. Selanjutnya kapal tidak bisa bergerak dan berlanjut terjadi kebakaran di kamar mesin. Saat semua kru ke master station, terdapat lima orang tidak ikut berkumpul. Mereka itulah yang kemudian dinyatakan meninggal dunia. Kelima kru kapal itu diduga terjebak kebakaran di kamar mesin dan meninggal dunia. Korban meninggal dunia ini, yakni Faturahman sebagai kadet mesin, karyawan pemula di bidang mesin, Syahlan sebagai oiler atau juru minyak, Riski sebagai masinis 4 atau juru mesin, Ismail sebagai oiler, dan Joko sebagai oiler.
Pasca kejadian dua tugboat mulai melakukan evakuasi pukul 11.00 Wita pada jarak 300 meter dari Pantai Objek Wisata Candidasa Banjar Samuh, Desa Bugbug. Hanya saja, petugas sulit memasuki kamar mesin karena masih panas. Tampak petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem dipimpin I Gusti Ngurah Eka Widnyana, Kasatpol Air Polres Karangasem AKP I Gusti Suastawan memimpin evakuasi. Jenazah korban baru bisa dievakuasi satu persatu mulai pukul 12.30 Wita.
Evakuasi di tengah laut perairan Gili Tepekong, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Rabu (78). –NANTRA
Kasi Humas Polres Karangasem, Iptu I Gede Sukadana mengatakan evakuasi korban yang meninggal cukup lama, karena kesulitan memasuki mesin kapal. “Kondisi masih dalam keadaan panas," ujar Iptu Sukadana. Mengenai penyebab atau pemicu kebakaran masih dalam penyelidikan. Sementara sebanyak 12 orang ABK yang dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Grha Bhakti Medika Klungkung rata-rata mengalami luka bakar 3 hingga 10 persen.
Menurut Direktur RS Grha Bhakti Medika, dr Agus Donny Susanto, sebanyak 12 orang pasien tersebut datang pada, Rabu pagi kemarin pukul 09.00 Wita. Masing-masing 3 orang perempuan dan 9 laki-laki. "Pasien langsung mendapatkan penanganan oleh dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dokter spesialis bedah, anastesi, mata," ujar dr Donny.
Selain mengalami luka bakar para pasien juga mengalami perih pada mata karena luka habis terbakar di bagian wajahnya. Setelah mendapatkan penanganan 9 orang pasien dipulangkan untuk rawat jalan karena mengalami luka bakar 3 persen.
Sedangkan 3 orang pasien lainnya menjalani rawat inap, yakni 1 pasien mengalami luka bakar grade 2, dengan luka bakar 10 persen, 5 persen kaki dan lima persen di tangan. Saat ini distabilkan dengan restusitasi berupa cairan infus, kemudian ada perawatan luka bakar juga.
Untuk 2 pasien lainnya tidak terlalu parah akan tetapi lukanya ada di wajah sehingga harus ada penanganan khusus. Di mana bulu hidung, mata alis dikhawatirkan ada trauma, untuk itu ditangani intensif. "Mudah-mudahan kondisi pasien tidak sampai memburuk sampai panas ke dalam," ujarnya. Terpisah Kepala Sub Bagian Humas RSUP Prof Ngoerah menyampaikan bahwa pihaknya menerima tiga korban kebakaran kapal tanker pada Rabu (7/8) pagi sekitar pukul 10.20 Wita. “Ada tiga orang yang dibawa ke RS (Prof Ngoerah),” ujarnya dikonfirmasi Rabu sore.
Ketiga korban yakni Muhamad Saiful, laki-laki berusi 44 tahun, dengan luka bakar 48 persen dan trauma inhalasi. Korban kedua yakni Fadli, laki-laki, usia 32 tahun dengan luka bakar 4 persen dan trauma inhalasi. Kedua korban dirawat di Burn Unit RSUP Prof Ngoerah. Sementara korban ketiga atas nama Edwin Pratama, laki-laki, usia 39 tahun, dengan luka bakar 39,5 persen dan trauma inhalasi masih dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Informasi terakhir semalam, lima jenazah korban kebakaran kapal tanker ini juga dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Tim medis langsung melakukan pemeriksaan forensik terhadap kelima jenazah tersebut. 7 k16, wan, a
1
Komentar