12 Agustus, Tim Pusat Nilai Calon Pemuda Pelopor Nasional
AMLAPURA, NusaBali - Calon pemuda pelopor tingkat nasional 2024 asal Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, I Kadek Andreawan, diagendakan menjalani penilaian dari Tim Pusat, Senin (12/8). Dia lolos sebagai calon Pemuda Pelopor Nasional 2024, setelah menuntaskan seleksi di Tingkat Provinsi Bali.
Andreawan lolos sebagai wakil Bali lewat nomor bidang sumber daya alam lingkungan pariwisata. Karya nyatanya mengelola sampah plastik disulap jadi bahan bangunan berupa roaster. "Ya Tim Pusat menjadwalkan penilaian, 12 Agustus," jelas Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem I Gusti Made Artha Wijaya di ruang kerjanya, Jalan Veteran Amlapura, Rabu (7/8).
Secara teknis, katanya, telah siap. Penilaian nanti di tempat kerja I Kadek Andreawan dari Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Sebab di sana dia mengolah sampah, selanjutnya diproduksi jadi barang berupa roaster berbagai ukuran.
Tim Pusat bisa menyaksikan langsung teknis mengolah sampah jadi barang berharga, mulai dari memilah sampah, memasukkan ke mesin, proses cetak hingga jadi roaster.
Satu hal yang menguntungkan mengolah sampah botol plastik, tidak perlu jauh-jauh mencari bahan baku. Sebab lokasinya bersebelahan dengan TPA (tempat pemrosesan akhir) Banjar Palak, di mana sampah itu berasal dari Kawasan Suci Pura Besakih.
Andreawan mengelola UPS (Unit Pengelola Sampah) Basuki Lestari, Desa Besakih, sejak Oktober 2023 dengan memanfaatkan sampah plastik untuk dijadikan bahan bangunan. Rata-rata tiap hari mesin yang dimiliki mampu beroperasi 2 jam sehari dengan kapasitas 600 kilogram sampah. Setelah diolah mesin, sampah menjadi 15 kilogram sampah multilayer.
"Dari 15 kilogram sampah multilayer itu, setelah dicetak jadi 25 batang roaster," kata Andreawan.
Hasil produksinya dengan ukuran berbeda-beda ada ukuran 20 cm x 20 cm, 40 cm x 20 cm, harganya tergantung motif dan ukuran harga roaster, untuk motif putih ukuran 20 cm x 20 cm, Rp 25.000 per biji, jika motif abu-abu Rp 15.000 hingga Rp 29.000 per biji. Ada juga ukuran 20 cm x 40 cm, harganya kisaran Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per batang.
Andreawan memiliki 11 pekerja bertugas pemilah sampah, ditambah tenaga operator mesin, dan administrasi. Saat penilaian nanti katanya akan dijelaskan, proses cetak roaster. "Kenapa memiliki ide mengembangkan usaha memilah sampah dan memproduksi jadi bahan bangunan, tentu saja untuk memanfaatkan sampah yang selama ini meluber," kata pemuda, dari Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Selain itu agar lingkungan bersih, nyaman, dan tidak terjadi pencemaran karena sampah plastik. Di samping itu untuk membuka lapangan pekerjaan, dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.7k16
Komentar