nusabali

SDN 3 Alasangker Sasaran Percontohan Kebun Organik

Program Rotary Club Bantu Cegah Stunting

  • www.nusabali.com-sdn-3-alasangker-sasaran-percontohan-kebun-organik

SINGARAJA, NusaBali - Sejumlah tanaman sayur mayur dan toga mendarat di SDN 3 Alasangker, Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (7/8).

Tanaman ini akan memenuhi kebun organik sebagai program percontohan yang diinisiasi Rotary Club, membantu mencegah stunting.
 
Presiden Rotary Club Indonesia Ni Luh Putu Gunatri mengatakan, program baru ini, perdana diujicoba di SDN 3 Alasangker. Program kebun organik ini disebut Gunatri merupakan bagian dari upaya untuk mengimplementasikan program pemerintah dalam mencapai Indonesia Emas Bebas Stunting 2045.
 
“Tujuan kami bagaimana setiap sekolah memiliki kebun organik sehingga menghasilkan tanaman sehat dan makanan sehat untuk anak-anak. Ini akan meningkatkan gizi mereka dan memberikan pengetahuan tentang kebun organik, serta membangun karakter anak yang peduli terhadap lingkungan dan pertanian,” ujar Gunatri.
 
Program percontohan ini diharapkan menjadi model bagi sekolah-sekolah lain. Rotary Club yang merupakan perkumpulan pimpinan bisnis yang bergerak di bidang kemanusiaan berencana akan menyasar lebih banyak SD lain. Hal ini nanti akan disesuaikan dengan kesiapan dan kesediaan sekolah.
 
“Sekarang ini kami selesaikan dulu pilot project di SD 3 Alasangker. Jika evaluasi menunjukkan hasil yang baik, tentu kami akan mengajak SD-SD lain untuk bergabung,” imbuhnya.
 
Sementara Kepala SDN 3 Alasangker, Nyoman Suarmika mengungkapkan, sekolah mendukung penuh program kebun organik. Menurutnya, program ini sangat multifungsi selain manfaat edukasi juga langsung dirasakan manfaatnya dengan hasil kebun yang bisa dinikmati anak didik kedepannya.
 
“Ini tentu sangat positif, tidak hanya akan mengedukasi murid-murid kami, tetapi juga memanfaatkan lahan yang ada secara optimal. Anak-anak akan diajak berkebun organik dan mendapatkan ilmu yang berguna untuk masa depan,” kata Suarmika.
 
Menurutnya, sekolah telah menyiapkan enam titik demplot yang masing-masing akan dikelola oleh satu kelas. Setiap kelas akan bertanggung jawab atas satu demplot. Setelah panen, demplot akan digilir ke kelas berikutnya. Metode ini, diharapkan semua siswa dapat merasakan langsung proses bercocok tanam dan merawat tanaman.
 
Hasil panen dari kebun organik ini akan digunakan dalam berbagai proyek sekolah, salah satunya proyek P5, yang melibatkan keterlibatan aktif siswa dalam pengembangan produk organik.7 k23

Komentar