Hotel Butik Kian Ramaikan Bisnis Akomodasi
DENPASAR, NusaBali - Trend selera pasar menjadikan bisnis industri perhotelan selalu dinamis. Selain hotel-hotel bisnis atau building, boutique hotel atau hotel butik juga meramaikan bisnis akomodasi dan menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan di Bali.
Bahkan hotel butik ini tak bisa dipungkiri semakin menjadi trend sejak pasca pandemi Covid-19. Menurut kalangan praktisi pariwisata, wisatawan Eropa dan Amerika adalah diantara wisman yang banyak suka tinggal di hotel butik.
“Karena setelah bepergian (datang) dari jauh, mereka ingin suasana yang lebih teduh, lebih nyaman, damai,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) Bali, Sang Putu Eka Pertama, Kamis (8/8).
Dan hotel butik bisa memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya, hotel ini kian dilirik sebagai pilihan mereka.
Menurut Eka Pertama, sesuai konsepnya hotel butik mengedepankan personelize service, family feeling dan Peace fully. Karena itulah, bangunan vila hotel butik tidak banyak. Kemudian hotel butik dibangun di area maupun kawasan yang memberi kenyamanan dan keteduhan.
“Trend wisatawan tinggal di hotel butik makin ramai pasca pandemi Covid-19,” ungkap pemilik Bhumi Sangtu, hotel butik di Kedewatan, Ubud, Gianyar.
Karena mengedepankan personalize service, komunikasi antara personel hotel dengan tamu atau wisatawan yang menginap lebih akrab, seperti suasana keluarga.
“Tidak hanya menyerahkan kunci kamar, setelah itu selesai,” ungkapnya. Namun komunikasi yang lebih familiar sebagaimana suasana kekeluargaan. Baik dalam komunikasi maupun dalam hal pelayanan.
Dikatakan pandemi Covid-19 secara tak langsung ‘merangsang’ bisnis hotel butik kembali bergairah. Karena pasca Covid-19, terjadi pergeseran pola perilaku berwisata.
Wisatawan semakin memilih suasana wisata yang lebih lapang, suasana yang lebih hijau, lebih alami, termasuk pilihan akomodasi untuk menginap. Hal ini sejalan dengan karakteristik hotel butik.
“Trend hotel butik muncul tahun sejak 1990-an. Sempat mereda, namun pasca pandemi Covid-19 kembali semakin menjadi trend,” ungkap Eka Pertama. K17.
Komentar