Loyalis Arya Astawa Ancam Golput, Gara-gara Jagonya Tak Dapat Rekomendasi DPP
SINGARAJA, NusaBali - Bocoran rekomendasi Cabup-Cawabup Buleleng yang meleset dari harapan membuat emosi para pendukung kandidat Cawabup Buleleng, I Nyoman Arya Astawa meluap.
Para loyalis Arya Astawa menyatakan siap golput di Pilkada 27 November 2024 mendatang jika jagonya terpental.
Ancaman aksi golput para loyalis Arya Astawa ini tersebar dan viral di media sosial. Bahkan ada penyebaran poster siap golput. Arya Astawa merupakan kader PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng yang mendaftar sebagai Cawabup Buleleng, Selasa (30/4) lalu. Namun, bocoran saat ini yang direkomendasi DPP PDIP sebagai Cabup-Cawabup untuk Pilkada Buleleng justru I Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna. Sutjidra adalah Wakil Bupati Buleleng dua periode. Sementara Supriatna saat ini menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Buleleng dan Ketua DPRD Buleleng. Sementara Arya Astawa adalah kader PDIP yang juga pengusaha di bidang pariwisata.
Fanatisme bercampur kalap ini ditunjukkan para loyalis Sameton Mang Dauh (SMD) yang mendukung Arya Astawa dengan gembar-gembor bakal golput di pencoblosan. Dalam poster berwarna hitam putih berisikan foto bakal calon tertulis ‘Sing SMD Sing Milih’.
Poster itu tersebar dan ramai menjadi perbincangan di media sosial sebagai bentuk kekecewaan pendukung SMD. Sebab di awal kemunculan pengusaha pariwisata ini digadang-gadang akan berpaket dengan Sutjidra.
Namun loyalis SMD merasa kecewa karena terkini, justru santer beredar rekomendasi yang turun dari DPP PDI Perjuangan adalah pasangan Sutjidra-Supriatna.
Salah satu loyalis SMD, Kadek Sarjana mengatakan tidak menyangka nasib kurang beruntung akan menimpa tokoh idolanya. Padahal sejumlah upaya sudah dilakukan untuk sebagai pembuktian keseriusan ikut berkontestasi di Pilkada 2024.
“Pastilah kami kecewa karena kami tahu pergerakan dan apa-apa saja yang sudah dilakukan bakal calon (Arya Astawa) yang kami dukung. Tetapi itulah politik, saya baca di berita, paket yang akan diusung beralasan tegak lurus dengan partai,” ujar Sarjana, Kamis (8/8).
Soal pernyataan loyalis yang memilih golput jika bakal calon yang didukung tidak mendapat rekomendasi, disebutnya sebagai salah satu ungkapan kekecewaan. Hal itu pun disebutnya merupakan hal wajar, sebab setiap warga negara memiliki hak khusus untuk menyalurkan hak suaranya.
Atas kondisi ini, Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana dikonfirmasi terpisah, sebagai penyelenggara tidak berharap ada warga yang golput karena alasan bakal calonnya tidak mendapatkan rekomendasi. Hal ini disebutnya bisa mengancam angka partisipasi pemilih pada Pilkada Buleleng 27 November 2024 mendatang.
“Ya mudah-mudahan ini hanya sekedar isu saja dan kami sebagai penyelenggara tetap berusaha meningkatkan partisipasi pemilih di Pilkada nanti. Kami tetap melakukan sosialisasi untuk terus mengedukasi masyarakat,” terang Dudhi.
Pejabat asal Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini mengatakan untuk target partisipasi Pilkada 2024 sebesar 75 persen. Target itu meningkat dari Pilkada 2017 yang hanya 56 persen. Menurut Dudhi target partisipasi pemilih ditentukan langsung KPU RI dan serentak untuk seluruh kabupaten/kota di Bali. “Mudah-mudahan bisa mencapai target, kita menyadari juga kondisi masyarakat Buleleng yang banyak merantau di luar daerah. Makanya kami memunculkan tagline ‘Mulih Milih ke Buleleng’ sebagai salah satu upaya meningkatkan partisipasi pemilih,” tegas Dudhi.k23
1
Komentar