nusabali

RS Prof Ngoerah Otopsi Jenazah Eks Bupati Jembrana dan Istri

Meninggal Bersamaan, Keluarga di Buleleng Kaget

  • www.nusabali.com-rs-prof-ngoerah-otopsi-jenazah-eks-bupati-jembrana-dan-istri

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Jansen mengatakan penyebab kematian kedua korban masih dalam penyelidikan dan saat ditemukan jenazah sudah membusuk

SINGARAJA, NusaBali
Mantan Bupati Jembrana dua periode (1980-1985 dan 1985-1990), Ida Bagus Ardana,84, yang ditemukan meninggal dunia bersama istrinya, Anak Agung Sri Wulan Trisna,64, berasal dari Griya Beten Cempaka, Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Pasangan suami istri itu ditemukan meninggal di kediamannya di Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Kamis (8/8) malam sekitar pukul 19.30 Wita. Kejadian ini cukup mengejutkan dan mengundang duka mendalam bagi keluarga besar Griya Beten Cempaka yang ditinggalkan.

Menurut pengakuan Ida Bagus Lilik Sudirga, adik kandung almarhum, keluarga besar baru mengetahui kabar duka ini setelah mendapat kabar dari salah satu anak Ida Bagus Ardana. Saat ditemukan, kondisi keduanya sudah tidak bernyawa. "Komunikasi kami berjalan bagus, cuma belakangan ini memang jarang komunikasi. Entah situasi di sana bagaimana kami belum tahu sampai beliau ditemukan meninggal," kata IB Lilik Sudirga saat ditemui di Griya Beten Cempaka, Kelurahan Liligundi, Buleleng, Jumat (9/8).

Ia menyebut, yang membuat kematian keduanya misterius adalah ditemukannya kedua jenazah di lokasi yang berbeda namun dalam waktu yang bersamaan. Ida Bagus Ardana ditemukan di belakang rumah, sedangkan sang istri di dalam kamar. Kondisi ini membuat pihak keluarga menduga adanya hal yang tidak wajar. Kata dia, pihak keluarga sempat tidak bisa masuk ke dalam rumah karena kondisinya terkunci. Diceritakan, menantu Ida Bagus Ardana kemudian melompat pagar untuk mengecek ke dalam. Hingga akhirnya istri Ida Bagus Ardana diketahui terbujur kaku di dalam kamar.

"Ini aneh karena kok barengan meninggalnya suami istri. Yang saya dengar, salah satu anaknya sempat telepon tapi tidak diangkat. Setelah didatangi ke rumah, ibunya (Anak Agung Sri Wulan) dilihat dalam kondisi tidur tidak bergerak pakai selimut di kamar," jelasnya. Tak lama berselang kemudian pintu rumah didobrak. Kemudian jasad Ida Bagus Ardana ditemukan terlentang di bagian belakang rumah berdekatan dengan dapur. "Kami sangat terkejut dengan kejadian ini. Namun tidak ada firasat buruk sebelumnya. Kami di keluarga menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian," ungkap Ida Bagus Lilik Sudirga.

Ida Bagus Ardana merupakan anak pertama dari sepuluh bersaudara. Mantan Bupati Jembrana pada masa pemerintahan Orde Baru ini menghabiskan masa kecilnya di Griya Beten Cempaka hingga sekolah menengah atas. Selanjutnya ia berkuliah di Kabupaten Jember, Jawa Timur. "Setelah itu tinggal di Negara (Jembrana) saat menjabat sebagai Bupati Jembrana, kemudian pindah ke Denpasar. Setahu saya beliau juga sempat bertugas sebagai Asisten Sekda dan Kepala Bappeda," ucap dia.

Ida Bagus Sudirga menuturkan, mendiang kakaknya itu terakhir kali pulang ke griya saat Hari Raya Galungan dan Kuningan pada akhir Februari dan awal Maret 2024 lalu. Selanjutnya, sesekali mereka saling bertukar kabar dari jarak jauh melalui WhatsApp. Salah satu keluarga di Buleleng terakhir berkomunikasi dengan mendiang sekitar tanggal 1 Agustus lalu. Di keluarga griya, Ida Bagus Ardana menjadi sosok yang dituakan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai kakak yang disiplin dan komunikatif. 

Ia meninggal dunia meninggalkan tiga orang anak. "Beliau adalah sosok yang sangat kami hormati. Selalu menjadi panutan bagi kami di keluarga bagaimana menggalang kebersamaan antar saudara," kenangnya. Pihak keluarga telah memutuskan untuk melakukan kremasi terhadap jenazah almarhum dan istrinya di Kota Denpasar. Keputusan ini diambil mengingat kondisi jenazah yang sudah tidak memungkinkan untuk dibawa pulang ke ke Buleleng. Abu jenazah nantinya akan dibawa ke griya untuk dilakukan upacara palebon.

Suasana evakuasi korban di TKP di Jalan Gurita IV Nomor 6, Lingkungan Karya Darma, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Kamis (8/8) malam. –YUDA 

Sementara penyebab kematian mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana,84, dan istri AAA Sri Wulan Trisna,64, masih terus didalami aparat Kepolisian. Namun hingga Jumat kemarin pihak kepolisian masih belum bisa memberikan kesimpulan latar belakang kematian pasangan lanjut usia (lansia) tersebut. 

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dikonfirmasi kemarin siang mengatakan penyebab kematian kedua korban masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Mantan Kapolresta Denpasar ini enggan memberikan keterangan detail terkait peristiwa yang heboh tersebut. 

Perwira melati tiga di pundak ini hanya menjelaskan kondisi korban pada saat ditemukan sudah membusuk. Selain itu dikatakan kedua korban ditemukan di dua titik berbeda. Mayat dari Ida Bagus Ardana ditemukan tergeletak di pintu dapur. Sementara sang istri telentang di atas kasur di kamar tidur. "Jenazah kedua korban sudah mengeluarkan bau busuk. Untuk penyebab kematian masih dalam penyelidikan lebih lanjut," tutur Kombes Jansen. 

Sementara dari informasi yang dihimpun untuk mengungkap latar belakang kematian kedua korban pihak polisi menggali keterangan dari menantu korban I Made Hariyana,48, anak korban Ni Made Twindy Putri,37, dan Ida Ayu Ardina Natasia,31. Selain itu juga polisi menggali keterangan tetangga sekitar rumah korban di Jalan Gurita IV Nomor 6, Lingkungan Karya Darma, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. 

Sedangkan untuk mengungkap penyebab kematian mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana dan istrinya yang ditemukan membusuk di kediamannya, Kamis (8/8) malam, RSUP Prof dr I GNG Ngoerah Denpasar melakukan otopsi terhadap jenazah keduanya. Keputusan otopsi merupakan permintaan pihak keluarga setelah berunding dengan pihak kepolisian. Sebelumnya pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan pihak keluarga. 

“Rencana otopsi akan dilaksanakan malam ini (semalam, Red),” ujar dokter forensik RS Prof Ngoerah dr Henky SpF MBioetics SH, kepada awak media, Jumat siang kemarin. Dari pemeriksaan luar, dr Henky menyampaikan kondisi jenazah sudah membusuk dan waktu kematian kedua jenazah diperkirakan 72-96 jam sebelum pemeriksaan. Jenazah dua pasutri sendiri diterima pihak RS Prof Ngoerah pada Jumat dini hari sekitar pukul 00.00 Wita. 

Dokter Henky menolak menyampaikan hasil pemeriksaan luar lebih jauh, karena belum dapat mengungkap penyebab kematian dua lansia itu. Otopsi sendiri akan mencoba menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada organ dalam kedua jenazah. Selain itu, otopsi juga akan mencoba melihat adanya penyakit ataupun racun pada organ-organ dalam jenazah. 

Meski demikian, dr Henky menegaskan hasil otopsi yang didapat tidak akan sebaik ketika otopsi dilakukan ketika jenazah masih dalam keadaan belum membusuk. Tubuh yang membusuk, ujarnya, menandakan sel-sel tubuh telah rusak (lisis) sehingga menjadi sulit memeriksa penyakit yang mungkin diderita. “Saya sudah jelaskan kepada keluarga kemungkinan besar hasilnya tidak akan memuaskan harapan keluarga dan masyarakat karena kondisi jenazah sudah membusuk,” jelasnya.
 
Untuk itu proses otopsi akan berfokus untuk melihat tanda-tanda kekerasan yang nyata, seperti adanya patah tulang. “Itu yang akan kita fokuskan untuk mencari pemeriksaan dalam. Untuk organ-organ dalamnya, penyakit dan racun, tetap kita upayakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik,” tandas dr Henky sembari menyebutkan kapan hasil otopsi keluar bergantung proses pemeriksaan di laboratorium. 

Seperti diberitakan pasangan suami istri (Pasutri) lanjut usia yang tinggal di Jalan Gurita IV Nomor 6, Lingkungan Karya Darma, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya, Kamis (8/8) malam sekitar pukul 19.30 Wita. Belakangan diketahui korban laki-laki merupakan mantan Bupati Jembrana (1980-1990) bernama Ida Bagus Ardana dan istrinya. Belum diketahui secara persis penyebab kematian keduanya.

Mayat keduanya ditemukan di dua titik. Mayat dari Ida Bagus Ardana ditemukan tergeletak dil lantai dapur. Sementara istrinya ditemukan di dalam kamar. Keduanya diperkirakan sudah meninggal lebih dari satu hari karena kondisi mayat sudah membusuk. 7 mzk, pol, a

Komentar