Bawa Jembrana Raih Penghargaan Tertinggi dari Pusat
Bupati Tamba: Mendiang Teman Saya Jogging
Ida Bagus Ardana
Meninggal Dunia
Mantan Bupati Jembrana
I Nengah Tamba
Parasamya Purna Karya Nugraha
Penghargaan
NEGARA, NusaBali - Meninggalnya mantan Bupati Jembrana dua periode (1980-1985 dan 1985-1990), Ida Bagus Ardana, menyisakan duka mendalam bagi sejumlah kalangan masyarakat Jembrana.
Selama menjadi Bupati Jembrana pada masa orde baru tersebut, Gus Ardana dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas dan gencar membangkitkan semangat gotong royong di masyarakat.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, almarhum Gus Ardana berasal dari Griya Tohpati (Griya Beten Cempaka), Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng, Buleleng. Sebelum diangkat menjadi Bupati Jembrana, Gus Ardana sempat menduduki jabatan Kepala Bagian (Kabag) dan Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Jembrana. Setelah mengakhiri jabatan Bupati Jembrana selama dua periode (1980-1985 dan 1985-1990), Gus Ardana juga sempat bertugas di Pemprov Bali.
"Waktu di Pemprov, beliau sempat menjadi Asisten. Kemudian menjadi Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan terakhir pensiun sebagai Widyaiswara," ucap salah satu PNS senior di Pemkab Jembrana yang juga Asisten II Setda Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (9/8). Ngurah Sumber sendiri cukup tahu seputaran profil almarhum Gus Ardana karena kebetulan dirinya mulai menjalani ikatan dinas di Pemkab Jembrana pada tahun 1985 atau saat Gus Ardana kembali diangkat sebagai Bupati Jembrana untuk periode kedua (1985-1990).
Terlebih ia mengaku bahwa mantan istri dari Gus Ardana masih ada hubungan saudara dengan dirinya. "Di Jembrana beliau memang tidak ada rumah. Dulu waktu beliau mulai tugas di Jembrana, waktu bujang ngekos di dekat Jembatan Ijo Gading dan beliau nikah dengan kakak sepupu saya. Istri pertama beliau sudah seda (meninggal), dan beliau nikah lagi. Jadi yang ditemukan meninggal bersama beliau di rumahnya di Denpasar itu istrinya yang kedua," ujar Ngurah Sumber.
Menurut Ngurah Sumber, pernikahan Gus Ardana dengan istrinya yang pertama memiliki 2 orang putra yang keduanya tinggal di Denpasar. Kemudian dari pernikahan dengan istrinya yang kedua, Gus Ardana dikaruniai seorang putri. Sepengetahuannya, putri dari almarhum Gus Ardana itu pun menikah di wilayah Sesetan, Denpasar Selatan, Denpasar.
"Kita belum dapat kabar kapan beliau akan diaben. Dari informasi terakhir, sekarang layon (jenazah) masih dititipkan di Rumah Sakit Sanglah (RSUP Prof dr IGNG Ngoerah Denpasar) dan ada rencana proses otopsi. Kita di Jembrana masih menunggu informasi lebih lanjut," ucap Ngurah Sumber.
Disinggung mengenai bagaimana sosok Gus Ardana selama menjadi Bupati Jembrana? Ngurah Sumber menyatakan bahwa beliau adalah sosok Bupati yang tegas dan disiplin, namun juga humoris dan humanis. Di samping itu, dirinya melihat almarhum sebagai sosok pemimpin yang merakyat dan selalu bersemangat untuk hadir ke tengah-tengah kegiatan gotong royong yang diadakan masyarakat ataupun sekolah-sekolah.
"Saat ada gotong royong beliau turun. Rajin turun ke masyarakat. Setiap beliau turun, banyak masyarakat yang menyambut kunjungan-kunjungan kerja beliau. Saya juga ingat waktu masih SMA, ada kunjungan kerja, juga kumpul semua," ucap Ngurah Sumber. Saat menjadi Bupati Jembrana, sambung Ngurah Sumber, Gus Ardana juga diketahui pernah membawa Jembrana meraih sebuah penghargaan bergengsi, yakni Parasamya Purna Karya Nugraha. Penghargaan itu merupakan sebuah penghargaan tertinggi dari Pemerintah Pusat pada zaman itu, yang diberikan kepada daerah yang sudah berhasil melaksanakan program pembangunan dan pemerintahan di daerah.
"Beliau meraih penghargaan tertinggi itu. Waktu itu, penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha diserahkan oleh 3 Menteri di Lapangan Dauhwaru," ucap Ngurah Sumber yang birokrat asal Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana ini.
Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat diminta tanggapannya mengenai kabar meninggalnya mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana, mengatakan dirinya turut berbelasungkawa dan merasa kehilangan dengan kepergian sang mantan Bupati Jembrana tersebut. Terlebih, dirinya mengaku cukup mengenal Gus Ardana.
Sewaktu menjadi anggota DPRD Bali periode yang kedua (2014-2019) dan tinggal di rumahnya yang juga berada di wilayah Sesetan, Bupati Tamba mengaku hampir setiap pagi bertemu dengan Gus Ardana setiap jogging pagi di Lapangan Pegok, Sesetan. Bahkan dirinya bersama Gus Ardana dan sejumlah lansia di Sesetan mengaku ada tergabung dalam satu grup WA bernama Sekaa Demen Sesetan. "Setiap pagi kita olahraga mengelilingi Lapangan Pegok. Kadang saya sudah dua putaran, beliau baru satu putaran. Hampir setiap pagi kita ketemu. Ada warung pojok di lapangan, kadang kita ngobrol-ngobrol di sana sambil makan jagung. Kadang juga cari babi guling bersama," ujar Bupati Tamba.
Menurut Bupati Tamba, biasanya dirinya bersama Gus Ardana mengobrol seputar kondisi kesehatan dan berbagai hal. Dirinya mengaku sewaktu-sewaktu berdiskusi tentang Jembrana. "Saya juga dapat inspirasi banyak dari beliau tentang Jembrana waktu itu. Beliau sosok yang patut kita hormati, banggakan, mengantarkan Jembrana sampai seperti sekarang," ucap Bupati Tamba.
Mewakili masyarakat Jembrana, Bupati Tamba mengatakan bahwa masyarakat Jembrana juga merasa kehilangan salah satu tokoh yang telah berkontribusi untuk Jembrana. Dirinya pun berharap kepada seluruh masyarakat Jembrana, siapapun dan apapun kesalahan yang mungkin pernah alamrhum lakukan, agar dimanfaatkan.
"Mari doakan beliau mendapat tempat terbaik di sisinya. Kita hormati beliau sebagai panglingsir. Beliau juga pernah berbuat. Sebagai Bupati pasti ingin berbuat terbaik untuk Jembrana," ucap Bupati Tamba yang menyatakan juga berencana melayat ke rumah almarhum di Denpasar pada Minggu (11/8) besok. 7 ode
1
Komentar