nusabali

RSUP Ngoerah Identifikasi Identitas 5 ABK Kapal Tanker Terbakar

Satu Jenazah Berhasil Diidentifikasi

  • www.nusabali.com-rsup-ngoerah-identifikasi-identitas-5-abk-kapal-tanker-terbakar

Identifikasi belum bisa dilakukan terhadap empat jenazah lainnya, karena menunggu kedatangan keluarga untuk memberikan data ante mortem yang diperlukan.

DENPASAR, NusaBali - Tim Forensik RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah berhasil mengidentifikasi satu dari lima korban ledakan kapal tanker yang memuat bahan bakar minyak (BBM) di Perairan Gili Tepekong, Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Karangasem, Rabu (7/8) pukul 03.00 Wita. Hal itu lantaran sebagian besar jenazah mengalami luka bakar derajat tiga, yang mengakibatkan tubuh korban terbakar hangus hingga sulit dikenali.

Dari lima jenazah yang diterima oleh RSUP Prof Ngoerah, baru satu yang berhasil diidentifikasi identitasnya, atas nama Rizki Dwi Putranto, 27, asal Cilincing, Jakarta Utara. 

Hal ini terungkap saat konferensi pers di Ruang Humas RSUP Prof Ngoerah, Jumat (9/8) sore, dihadiri Dokter Spesialis Forensik RSUP Prof Ngoerah dr Henky SpF, MBioethics, tim Penyidik Polairud, dan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Bali.

Dokter Henky menjelaskan identifikasi korban mengalami proses panjang, karena sebagian besar jenazah mengalami luka bakar derajat tiga, yang mengakibatkan tubuh korban terbakar hangus hingga sulit dikenali. 

“Dua dari lima jenazah yang kami terima mengalami luka bakar derajat tiga, yang artinya seluruh tubuhnya terbakar hingga hitam legam seperti arang,” kata dr Henky. 

“Sedangkan dua lainnya mengalami luka bakar derajat dua hingga tiga, artinya menengah sampai berat. Satu jenazah memiliki luka bakar derajat dua A yang masih memungkinkan untuk dikenali,” imbuhnya.

Proses identifikasi dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan menggunakan standar internasional yang ditetapkan oleh DVI Interpol. Langkah pertama adalah mengumpulkan data post mortem, yaitu data jenazah setelah kematian, seperti sidik jari, DNA, dan data gigi sebagai primary identifier, serta data medis dan properti yang ada pada tubuh jenazah sebagai secondary identifier.

Dalam kasus Rizki Dwi Putranto, identifikasi berhasil dilakukan setelah keluarga korban memberikan data ante mortem yang cocok dengan ciri-ciri fisik jenazah, seperti adanya tahi lalat di sudut bibir kanan dan jaringan parut di lengan atas. Namun, untuk empat jenazah lainnya, identifikasi belum bisa dilakukan karena masih menunggu kedatangan keluarga untuk memberikan data ante mortem yang diperlukan.

“Kami mohon kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera datang ke RSUP Ngoerah dan memberikan data-data yang diperlukan. Data ini sangat penting untuk memastikan jenazah dapat dikembalikan kepada keluarganya dengan benar. Dan kemungkinan akan diambil sampel untuk dijadikan data pembanding nantinya untuk pemeriksaan DNA kepada keluarga terdekat,” tutur dr Henky.

Proses identifikasi yang rumit ini bisa memakan waktu yang cukup lama, terutama jika diperlukan uji DNA untuk memastikan identitas korban. “Untuk kira-kira berapa lama waktu identifikasinya, kita tidak bisa tentukan itu karena perlu banyak waktu laboratorium forensiknya mendapatkan hasil yang akurat. Umumnya diperlukan waktu yang cukup lama, tidak mungkin kita bisa dalam hitungan hari,” ujarnya. 

Sampai saat ini, belum ada indikasi bahwa keempat korban ledakan lainnya adalah warga negara asing (WNA). 

Diberitakan sebelumnya, kapal tanker Elisabet yang dibangun pada 2016 dengan bobot 2.938 gross tonnage dan panjang 90 meter, membawa 21 anak buah kapal (ABK) dalam pelayaran menuju Pelabuhan Badas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Saat peristiwa terjadi, Rabu (7/8) pukul 03.00 Wita, kapal sedang berlayar dari Karangasem dan telah menempuh perjalanan selama sekitar satu jam ketika terdengar suara ledakan dari kamar mesin.

Salah seorang ABK yang mendengar ledakan pertama kali langsung turun ke kamar mesin untuk memeriksa keadaan, di mana dia menemukan rekannya, Muhammad Saiful, tergeletak dengan kondisi luka bakar parah.

Tidak lama kemudian, ketika kapal mencapai Perairan Gili Tepekong, Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, terjadi ledakan kedua yang lebih dahsyat, mengakibatkan kebakaran hebat di kamar mesin dan menghentikan laju kapal.

Saat kejadian, para kru kapal bergegas menuju ke master station, namun lima ABK tidak ikut berkumpul. Kelima korban ini diduga terjebak dalam kebakaran di kamar mesin dan dinyatakan meninggal dunia akibat luka bakar yang sangat parah. Selain lima korban tewas, tiga ABK lainnya, yaitu Fadli, 32, asal Bintan Utara, Riau, Muhamad Saiful, 44, asal Banyuwangi, Jawa Timur, dan Edwin Pratama, 39, asal Batam, Riau mengalami luka bakar hingga 80 persen dan sedang menjalani perawatan intensif di RSUP Prof Ngoerah Denpasar. 

Sementara itu, 12 ABK lainnya yang mengalami luka ringan dirawat di RS Graha Bhakti Medika Klungkung. Ke-12 ABK dimaksud adalah Fredy Wahrudin, Amirul Roihan, Diva Ismah, Sigio Ditex, Amar, Renaldy, Zulfokar, Rival Arief, Robinson Perdamaian, Evtrika Ambara Sari, dan Risky Wulandri.

Nakhoda kapal dinyatakan selamat dari insiden tersebut. Pihak berwenang kini sedang menyelidiki penyebab pasti kebakaran dan ledakan yang terjadi di kapal tanker Elisabet ini. Penyelidikan masih terus berlangsung, dan keluarga yang merasa kehilangan keluarganya dalam peristiwa tersebut diimbau untuk segera memberikan data yang diperlukan guna mempermudah proses identifikasi. 7 cr79

Komentar