Kurang Representatif, Pasraman Sulinggih di Besakih Segera Dipugar
AMLAPURA, NusaBali - Pasraman sulinggih di pasucian Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, kurang representatif. Kondisinya mulai keropos sehingga perlu segera dipugar.
Pasraman itu digunakan sejumlah sulinggih di setiap Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, terutama untuk bermalam para wiku tapini usai menata aneka upakara.
“Betul, pasraman sulinggih di pasucian Pura Besakih, juga akan dipugar, tunggu pemugaran tahapan berikutnya,” jelas pamucuk pamangku di Pura Besakih Jro Gede Artayasa ditemui di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (12/8).
Jro Gede Artayasa mengatakan, konsentrasi pihak pamucuk pamangku di Pura Besakih bersama Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha selama ini, fokus melakukan pemugaran sejumlah palinggih di Mandala, III, Mandala IV dan Mandala IV Pura Penataran Agung Besakih.
Pemugaran yang sedang berjalan, katanya, memasuki pemugaran tahap IV di Mandala V. Semua palinggih yang telah rusak dipugar, berlanjut nanti penataan di pasucian, termasuk di pasraman sulinggih.
Pasraman Sulinggih telah lama dibangun, selayaknya dipugar agar lebih representatif untuk para sulinggih yang bermalam di tempat itu. Sebab, para wiku tapini seharian ngayah menata jajan dan banten untuk keperluan Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, selanjutnya bermalam di tempat itu. Sedapat mungkin, selain tempat bermalam diperbaiki, juga ada shower yang menyediakan air panas untuk mandi Sebab, cuaca di Desa Besakih dingin.
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha juga telah sepakat akan melakukan pemugaran pasraman sulinggih. “Ya memang akan dipugar tinggal menunggu waktu saja,” jelasnya.
Mangku Widiartha menambahkan kondisi pasraman sulinggih sempat dikeluhkan Ida Pedanda Istri Djelantik Dwaja dari Geria Jelantik Dauh Pasar, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem.
Sebab Ida Pedanda Istri Djelantik Dwaja, sering ngayah di Pura Besakih karena sebagai wiku tapini. “Ya betul, pasraman sulinggihnya, agar diperbaiki,” pintanya.
Bangunan pasraman sulinggih satu paket dengan pewaregan (dapur), tempat membuat jajan dan banten. Lokasinya di bagian barat Pura Penataran Agung Besakih, atau di selatan Pura Ratu Pande Besakih.
Bukan saja pasraman sulinggih yang perlu diperbaiki, pasraman untuk para pangayah istri juga. Sebab pangayah istri usai menata banten bersama sang sulinggih, juga bermalam di tempat itu.7k16
1
Komentar