Tim Pusat Nilai Calon Pemuda Pelopor Nasional
AMLAPURA, NusaBali - Tim Penilai Pusat menilai calon pemuda pelopor tingkat nasional 2024, I Kadek Andreawan, melalui visitasi dan penilaian secara menyeluruh. Tim penilai dari Kemenpora RI Sopti Popiyati dan Eem Ernawati menanyakan banyak hal. Salah satu inovasinya mengolah sampah jadi bahan bangunan berupa roaster, dinilai merupakan hal biasa.
"Banyak ditemukan, inovasi sampah didaur ulang jadi bahan bangunan, paping blok. Apakah ada hasil karya berupa mainan anak-anak," ujar Sopti Popiyati di sela-sela melakukan penilaian di UPS (Unit Pengelola Sampah) Basuki Lestari Desa Besakih, Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Senin (12/8).
Sopti Popiyati yang juga Kepala Bidang Kepeloporan Desa dan Daerah Khusus Kemenpora RI juga menanyakan, agar ada video saat angkut sampah dari rumah-rumah warga, hingga tempat pemrosesan akhir.
Kemudian I Kadek Andreawan mengajak kedua dewan juri itu, menyaksikan tahapan pemrosesan sampah, mulai dari tempat kedatangan sampah, tempat memilah, kemudian memasukkan ke dalam mesin, terus diolah jadi pupuk kompos dan paping blok.
"Ini semua alat-alat yang digunakan masih pinjam pakai, bantuan banyak pihak," kata I Kadek Andreawan. Mengolah sampah, kata I Kadek Andreawan, awalnya untuk mengurangi tumpukan sampah, yang berasal dari Pura Besakih, agar bisa didaur ulang dan memberikan hasil yang bermanfaat.
Anggota tim penilai Eem Ernawati mengingatkan, agar berkoordinasi dengan masyarakat, di mana masyarakat kumpulkan sampah lalu diangkut di bawa ke tempat pengolahan.
Hadir menyaksikan penilaian, Ketua Forum Pemuda Pelopor Bali Dr I Wayan Sumantra, Perbekel Besakih I Wayan Benya, dan Pemuda Pelopor Nasional 2019 asal Karangasem I Nengah Sueca.
I Kadek Andreawan yang berasal dari Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem I Kadek Andreawan, lolos sebagai calon Pemuda Pelopor Nasional 2024, setelah menuntaskan seleksi di Tingkat Provinsi Bali.
Andreawan lolos sebagai wakil Bali, lewat bidang sumber daya alam lingkungan pariwisata, karya nyatanya mengelola sampah plastik disulap jadi bahan bangunan, berupa roaster. Dia mengelola UPS (Unit Pengelola Sampah) Basuki Lestari Desa Besakih, sejak Oktober 2023 memanfaatkan sampah plastik, untuk jadi bahan bangunan. Rata-rata tiap hari mesin yang dimiliki mampu beroperasi 2 jam sehari, dengan kapasitas 600-kilogram sampah, setelah diolah mesin, sampah menjadi 15-kilogram sampah multilayer.
Hasil produksinya dengan ukuran berbeda-beda ada ukuran 20 cm x 20 cm, 40 cm x 20 cm, harganya tergantung motif dan ukuran harga roaster, untuk motif putih ukuran 20 cm x 20 cm, Rp 25.000 per biji, jika motif abu-abu Rp 15.000 hingga Rp 29.000 per biji. Ada juga ukuran 20 cm x 40 cm, harganya kisaran Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per batang.
Selama ini dia mempekerjakan 11 pekerja bertugas pemilah sampah, ditambah tenaga operator mesin, dan administrasi.7k16
Komentar