nusabali

Sarpras di DTW Tak Terurus, Nihil DAK Pusat

  • www.nusabali.com-sarpras-di-dtw-tak-terurus-nihil-dak-pusat

Sejak tahun 2023 dan 2024 ini Buleleng tidak mendapatkan DAK pariwisata yang dialokasikan untuk pemeliharaan DTW.

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah fasilitas pendukung di beberapa Daya Tarik Wisata (DTW) di Buleleng terlihat tidak terurus. Meski sudah rusak bertahun-tahun tak juga mendapat anggaran perbaikan dari pemerintah. Padahal DTW tersebut masuk tempat favorit yang banyak dituju wisatawan.
 
Kerusakan yang terlihat dan sering dikeluhkan masyarakat seperti lantai papan di restoran apung Pelabuhan Tua Buleleng. Restoran apung yang sudah berumur puluhan tahun itu sudah semestinya mendapat peremajaan. Sejumlah bilah papan di bagian lantai nampak terlepas pakunya. Ada juga yang renggang dan cukup membahayakan bagi pengunjung. Pegangan di sisi kanan dan kiri juga beberapa ada yang terlepas. Kerusakan ini sudah sempat diperbaiki beberapa waktu lalu namun kembali rusak.
 
Selain itu, gazebo di pinggir pantai juga tidak berfungsi. Sebab bagian atasnya berberlubang sehingga fungsi tempat berteduh tidak maksimal. Monumen Yudha Mandala yang menjadi patung ikonik Pelabuhan Tua Buleleng juga nampak usang dan tidak terurus.
 
Anggota DPRD Buleleng, Made Sudiarta mengaku sudah bosan menyampaikan kerusakan yang terjadi di sejumlah DTW di Buleleng. “Sudah berkali-kali saya sampaikan saat rapat tetapi hingga kini masih begitu tidak ada respon. Ya mau bagaimana lagi. Tidak hanya di Pelabuhan Buleleng saja, di Pantai Lovina juga sudah saatnya perlu sentuhan perbaikan,” ungkap anggota Fraksi NasDem DPRD Buleleng ini.
 
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Gede Dody Sukma Oktiva Askara dikonfirmasi terpisah Senin (12/8) kemarin mengatakan, sejak dua tahun terakhir, pemerintah tidak dapat berbuat banyak, karena keterbatasan anggaran.
 
Menurut Dody, anggaran pemeliharaan sarana prasarana (sarpras) DTW biasanya dikucurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pusat. Namun sejak tahun 2023 dan 2024 ini Buleleng tidak mendapatkan DAK pariwisata yang dialokasikan untuk pemeliharaan DTW.
 
“Kalau dari APBD kita ada anggaran pemeliharaan rutin, tetapi kecil sekali, sedangkan DTW yang kita punya dan perlu perbaikan banyak, sehingga tidak cukup untuk semua. Sementara memakai skala prioritas, mana yang mendesak itu yang ditangani dulu,” terang Dody.7 k23

Komentar