Sempat Sepi Turis saat Pandemi, Kunjungan Wisatawan di Kintamani Kini Ramai
DENPASAR, NusaBali - Kintamani, merupakan salah satu destinasi wisata utama di Bali. Tak sekadar sebutan, namun kenyataannya memang demikian. Ratusan sampai ribuan wisatawan yang berkunjung pasca pandemi Covid-19 jadi penandannya. Kalangan pelaku pedagang kecil atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah langsung merasakan dampaknya; merasa beruntung karena setiap hari bisa berjualan.
I Made Wisna, salah seorang pedagang suvenir menuturkan, dulu pada masa Covid-19, Kintamani sebagaimana yang terjadi di destinasi lain, juga sepi turis.
“Tiyang sing ngudiyang-ngudiyang (saya ketika itu tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bekerja). Diam saja sehingga uang tabungan Rp35 juta habis untuk biaya hidup,” ceritanya Minggu (11/8).
Hal itu, lantaran Wisna maupun keluarganya nyaris nihil penghasilan. “Tiyang tak punya kebun jeruk,” ungkapnya tentang sumber penghasilan di luar sebagai penjual suvernir.
“Sekarang astungkara sudah ramai seperti ini,” tunjuknya. Wisna dan pedagang dan rekan-rekan pedagang lain sudah bisa berjualan dengan rutin setiap hari. Meskipun tidak setiap hari dinaungi keberuntungan. Maksudnya tidak setiap hari dapat berjualan.
Yang pasti, Wisna sudah dapat berkerja, berjualan lagi. “Kalau tak sekarang terjual, mungkin besok atau lain hari. Yang penting tiap hari ke sini,” tunjuknya di Penelokan, salah satu spot favorit untuk melihat pemadangan kawah lembah Gunung Batur berikut Danau Batur yang demikian kondang.
Wisna menuturkan antara Juli dan Agustus merupakan puncak kunjungan wisatawan. “Dari pagi sampai sore seperti ini, ramai,” ujarnya.
Ni Wayan Bakti, salah satu pedagang makanan dan minuman mengatakan hal senada. “Sekarang niki memang selalu ramai. Apalagi hari Sabtu dan Minggu,” katanya.
Keramaian itu diwarnai wisatawan manca negara dan juga wisatawan domestik (nusantara). Namun yang lebih banyak membeli makan dan minuman pada pedagang-pedagang kecil, kata Bakti, kebanyakan wisatawan domestik. “Kalau wisman sedikit,” lanjut Bakti.
Seperti juga pedagang yang lain, Bakti mengaku senang pariwisata, terutama kunjungan wisatawan ke Kintamani.
“Bertahap setelah pandemi makin mereda, di sini (Kintamani), wisatawan semakin banyak,” katanya. Itulah yang menjadikan para pedagang di kawasan Kintamani seperti di Penelokan bergairah dan bersemangat kembali. K17.
Komentar