Pameran Bali Megarupa VI Tahun 2024, Tampilkan 24 Perupa di Taman Budaya
Pameran Bali Megarupa VI
Gedung Kriya
Taman Budaya Bali
Seni Lukis
Fotografi
Festival Seni Bali Jani (FSBJ)
Pameran Bali Megarupa tahun ini diselenggarakan dengan skema kurasi undangan perupa, mewadahi karya seni lukis, fotografi, keramik, dan trimatra.
DENPASAR, NusaBali
Perhelatan seni rupa Bali Megarupa kembali hadir tahun ini. Ajang yang merupakan bagian utuh dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) sepenuhnya didedikasikan untuk mewadahi seni rupa multifaset modern dan kontemporer berikut segala inovasinya. Pelaksanaan pameran akan berlangsung mulai 14-20 Agustus 2024 di Gedung Kriya, Taman Budaya Bali.
Para perupa yang hadir di antaranya Chusin Setiadikara, Gennetik, I Gede Jaya Putra, I Made Arya Palguna, I Made Galung Wiratmaja, I Made Ruta, I Made Suarimbawa Dalbo, I Nengah Sujena, I Wayan Gede Suanda Sayur, I Wayan Setem, I Wayan Sujana Suklu, Ida Ayu Gede Artayani, Ida Bagus Candrayana, Ida Bagus Putra Adnyana, Ida Bagus Putu Purwa, Made Kaek, Made Wiradana, Moelyoto, Ni Nyoman Sani, Nyoman Erawan, Nyoman Wijaya, Tjandra Hutama, Uuk Paramahita, Wayan Upadana.
Sejalan pemaknaan atas tema FSBJ VI Tahun 2024, Puspa Cipta Jana Kerthi: Karya Mulia Manusia Berbudaya, Bali Megarupa VI mengetengahkan tajuk ‘Karma Wong Kawya dengan sub bahasan Puitika Rupa Perupa.
Sebagai subject matter adalah ‘Jana’ atau Manusia, di mana sang insan pencipta (perupa) ini didorong untuk mengeksplorasi keberadaan dirinya sebagai seniman mapun makhluk sosial, dan karya dapat dimaknai sebagai manifestasi dari tindakan (karma), mencerminkan penghayatan akan keindahan yang dituangkan dalam ekspresi artistik (puitika) berwujud visual (rupa).
Kurator Megarupa Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana menjelaskan, pameran Bali Megarupa tahun ini diselenggarakan dengan skema kurasi undangan perupa, mewadahi karya seni lukis, fotografi, keramik, dan trimatra.
“Skema kurasi ini mengedepankan penjelasan menyeluruh, gaya yang mempribadi, keselarasan tema, keunikan stilistik, kebaruan estetik, kebertumbuhan proses kreatif personal, sekaligus kemungkinan penghayatan, pemaknaan atau perayaan atas tematik yang disodorkan,” jelas Prof Kun Adnyana, Senin (12/8).
Dikatakan, walau pada penyelenggaraan ke-6 tahun 2024 ini tidak hadir sebagaimana tahun-tahun sebelumnya di beberapa tempat, yakni hanya dengan satu venue saja di Gedung Kriya, Taman Budaya Provinsi Bali, akan tetapi ajang ini terbukti tetap meneguhkan pencapaian cemerlang para perupa.
“Ada 24 perupa berpartisipasi, terdiri dari karya dwi matra dan tri matra. Di antaranya seniman-seniman bereputasi nasional bahkan internasional, semisal Erawan, Chusin Setiadikara, Wiradana, Suklu, Gustra, Arya Palguna, dan sebagainya, termasuk pula Nyoman Sani yang belum lama ini meraih Pemenang Pertama Kompetisi UOB Painting of the Year 2023,” tuturnya.
Dalam pameran Bali Megarupa ini mewadahi karya seni lukis, patung, fotografi, dan keramik. Tampil beragam gaya yang masing-masing kreatornya memiliki ciri tersendiri, yang bukan hanya dikembangkan lebih jauh, melainkan juga dikritisi guna melampaui kecenderungan mannerisme atau pengulangan.
Karya-karya mereka dalam titik pandang tertentu, mendorong kita (pemirsa) menghayatinya bukan semata sebagai suguhan estetika. Melainkan membuka bacaan bahwa buah cipta yang tergelar pada Bali Megarupa kali ini mengundang renungan mendalam, menyentuh hakikat yang menjadi galian filsafat seni, yakni tidak berhenti sebatas menyandingkan perihal keindahan dan keburukan (beauty and ugliness).
Capaian kreasi para perupa ini layak diapresiasi, selaras dengan niat sedini awal Megarupa dihadirkan, yakni mencerminkan upaya inovasi terus menerus dengan kemungkinan kreativitas yang lintas batas.
Keberadaan pameran Bali Megarupa layak untuk diperjuangkan sebagai wahana menjaga elan kreatif masyarakat seni rupa Bali. “Semoga dalam perhelatan tahun-tahun mendatang, tata laksana ekshibisi kembali tergelar di sekian venue dengan capaian mumpuni yang mendapat apresiasi nasional dan global,” tandas Prof Kun. 7 a
Komentar