Diharap, Karangasem Jadi Sentral Produksi Bibit Padi Gaga
Tanam Padi Varietas
Desa Menanga
Produksi Bibit Padi Gaga
Kementerian Pertanian RI
Kepala BSIP Provinsi Bali
Dr Drh I Made Rai Yasa
AMLAPURA, NusaBali - Kementerian Pertanian RI menyasar Karangasem sebagai sentral produksi bibit padi gaga. Sebab lahan tersedia luas serta cuaca mendukung sesuai varietas bibit padi luhur dan inpago.
Pengelolaan melalui Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Bali Dr Drh I Made Rai Yasa, bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada dan Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah.
Kepala BSIP I Made Rai Yasa, menegaskan hal itu di sela-sela tanam padi gaga varietas luhur, di Kelompok Tani Dharma Kerti, Banjar Belatung, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (13/8).
Disebutkan, bibit ada dua jenis varietas luhur yang ditanam di ketinggian di atas 700 meter dari permukaan laut. Sedangkan varietas inpago yang ditanam di ketinggian di bawah 700 mdpl.
Hadir di acara itu, Perbekel Menanga I Made Hendra Sagita, Kelian Banjar Belatung Putu Juliani, dan segenap anggota Kelompok Tani Dharma Kerti.
Tanam padi dengan bibit luhur itu, seluas 4 hektare, setiap lubang isinya 5-6 butir, ditarget panen Desember 2024.
Mengingat kedua jenis bibit padi gaga itu langka, sehingga perlu dikembangkan, agar menghasilkan bibit, diujicoba di Karangasem. "Nanti jika Desember 2024 berhasil panen, bisa menghasilkan bibit padi gaga, nantinya akan jadi pusat pembibitan di Indonesia," jelas I Made Rai Yasa.
Bibit tersebut, katanya, didapatkan di Subang, Jawa Barat, per hektare memerlukan bibit 30 kilogram. Disebutkan, bibit varietas luhur, dengan umur tanaman 123 hari, tekstur nasi sedang, rata-rata hasil 4,6 ton padi per hektare, berpotensi menghasilkan hingga 6,9 ton per hektare, dan tahan terhadap 6 jenis penyakit blas.
Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan I Nyoman Siki Ngurah mengapresiasi bantuan bibit dan langsung memberikan edukasi ke lapangan tata cara menanam padi gaga varietas luhur. "Ini baru awal, jika Desember 2024 nanti berhasil panen, dan menghasilkan bibit, maka Karangasem jadi sentral pembibitan padi gaga," kata Siki Ngurah.
Terlebih lagi, Desember 2024 nanti berencana bertanam padi gaga di lahan 202 hektare di delapan kecamatan. Sehingga nantinya mampu meningkatkan produksi padi, yang selama ini kekurangan pasokan.
Terlebih lagi, lanjut Siki Ngurah, sebelumnya telah berhasil membuat demplot (demonstrasi plot) memanfaatkan lahan 0,40 are di Subak Abian Dalem, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu.
Disebutkan, menanam padi gaga tidak perlu menyemai bibit, cukup dengan meratakan lahan lalu dibuat lubang-lubang kecil, tiap lubang isinya 5-6 biji, dengan jarak 15 cm x 30 cm, memerlukan bibit 30 kilogram per hektare.
Perbekel Menanga I Made Hendra Sagita mengapresiasi inovasi Kementan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, dan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem yang telah memberikan kepercayaan kepada Kelompok Tani Dharma Kerti, untuk mengembangkan padi gaga di lahan kering. "Saya berharap demplot itu berhasil memroduksi bibit," harap Hendra Sagita.7k16
Komentar