nusabali

Anggota Polres Digembleng Pencegahan Terorisme dan Radikalisme

  • www.nusabali.com-anggota-polres-digembleng-pencegahan-terorisme-dan-radikalisme

SINGARAJA, NusaBali - Anggota Polres Buleleng diberikan pencerahan khusus mengenai radikalisme, terorisme, dan intoleran pada Selasa (13/8) di Mapolres Buleleng.

Sosialisasi tersebut dilakukan, agar polisi yang tugasnya menjaga ketertiban dan melindungi masyarakat tidak terlibat dalam aksi terorisme.
 
Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika mengatakan, memetakan potensi penyusupan gerakan radikal dalam kelompok maupun instansi memang sulit dilakukan. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini yang bisa menghubungkan orang tanpa batas. Sering kali, gerakan radikalisme itu dilakukan dengan senyap dan terorganisir.
 
"Ini kan gerakan dibawah tanah, mereka terorganisir, agak susah memang. Ciri khasnya di media sosial bisa dilihat seperti sering tebar hoaks, biasanya pakai akun palsu, ajakan untuk membenci sana-sini termasuk pemerintah tanpa dasar, ini beda dengan kritik loh ya,” ujarnya.
 
Selain personel kepolisian, masyarakat juga harus bisa melakukan pencegahan radikalisme. Pencegahan bisa dilakukan dengan membentengi diri membuka wawasan, pengetahuan dan sosial saling mengingatkan satu dan lainnya sehingga akan semakin menguatkan ikatan persatuan baik untuk individu, keluarga hingga bernegara.
 
AKP Diatmika menyebut, selain ke kelompok masyarakat, radikalisme juga rentan menyusup ke institusi seperti halnya Polri. Polisi yang seharusnya menjaga ketertiban dan melindungi, jika terpapar radikalisme bisa ikut terlibat aksi terorisme. Sehingga, Polres Buleleng mengikutkan personelnya untuk ikut dalam sosialisasi ini. “Tindakan pencegahan, jangan sampai di tubuh Polri sendiri tertidur sel-sel radikalisme, sangat berbahaya bagi negara,” kata mantan Kanit Reskrim Polsek Kota Singaraja ini.
 
AKP Diatmika menambahkan, jika terpapar radikalisme akan membuat orang tersebut menjadi berpikir negatif. Dengan demikian mereka bisa melakukan hal, seperti terorisme dan aksi kekerasan yang melanggar hukum. Namun, jika radikal dalam penerapan ilmu baru itu harus didorong untuk kemajuan bangsa.
 
“Radikalisme jika dikaitkan dengan ideologi yang menyesatkan terlebih menggunakan jalan kekerasan dan melanggar hukum sudah pasti negatif, ujung-ujungnya terorisme dan aksi kekerasan. Tetapi radikal dalam penerapan ilmu baru, teknologi baru bagi kemajuan negara ini yang harus didorong,” tutupnya.7 mzk

Komentar