nusabali

Ratusan Hotel di Bali Kena Retas

  • www.nusabali.com-ratusan-hotel-di-bali-kena-retas

Industri pariwisata minta penanganan serius dari pihak terkait

DENPASAR, NusaBali
Bukan hanya Jawa Timur dan Jawa Tengah yang hotelnya menjadi sasaran hacker. Di Bali pun hal yang sama terjadi. Sekitar 100 an hotel di Bali kena retas. Yang diretas  nomor kontak reservation, sehingga bila  ada booking dari tamu tentu akan terkoneksi dengan  pihak peretas, bukan  tidak dengan pihak hotel.

Meskipun belum ada pihak yang dirugikan, hal itu menimbulkan keresahan di kalangan industri pariwisata.

Ketua BPC PHRI Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya  sangat menyayangkan terjadinya peretasan data kontak bisnis hotel di berbagai daerah termasuk di wilayah Bali.

“Sangat kita sayangkan,” ujar tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung.

Dia mengaku heran, mengapa sistem  keamanan data di google sampai bisa diretas. Karena itu, dia meminta google mengecek kembali  keamanannya sistemnya. Dalam hal ini keamanan dari data dari properti (hotel).

“Logikanya semestinya data  hanya bisa diubah oleh pihak properti, bukan oleh pihak lain (hacker),”  ujarnya.

Rai Suryawijaya mengklaim ada 100-an hotel di Bali yang diretas.  Hanya saja tidak dia sebutkan rinciannya. Yang diretas  nomor kontak reservation, sehingga bila  ada booking dari tamu tentu akan terkoneksi dengan  pihak peretas, bukan  tidak dengan pihak hotel.

Dia mengklaim    belum ada kerugian, khususnya kerugian materiil sehubungan hal itu. “Karena keburu diketahui oleh BPP (Badan Pengurus Pusat) PHRI,” ujarnya.

Dikatakan masalah peretasan tersebut  sudah ditangani BPP PHRI Pusat. Namun demikian  dia meminta, pihak  hotel agar melaporkan pihak kepolisian  kalau terjadi  peretasan .

“Segera laporkan ke polisi, agar bisa segera bisa dilakukan penanganan siapa hacker-nya,” ucap Rai Suryawijaya.

Sementara itu, kalangan industri pariwisata yang lain di Bali  meminta tindakan peretasan data kontak bisnis hotel mendapat penanganan yang serius. Alasannya, peretasan tersebut merupakan  tindak kejahatan, yang potensial mengganggu kenyamanan pariwisata Bali.

“Minta penanganan yang serius dan  transparan,” ujar Ketua  Gabungan Industri Pariwisata Bali (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana atau yang biasa disapa Gus Agung, Rabu (14/8).

GIPI, lanjutnya sampai dengan Rabu kemarin belum ada menerima laporan adanya hotel yang diretas nomor kontak data bisnisnya. “Belum…belum ada laporan,” ujar tokoh pariwisata Bali asal Sanur, Denpasar.

“Walau demikian, jika  memang ada hotel yang diretas, segera koordinasi dan melapor ke asosiasi, sehingga bisa diambil  tindakan untuk mengantisipasi,” ujar pria yang biasa disapa Gus Agung, Rabu (14/8).

Menurut Gus Agung, karena dekade ini merupakan era digital, 70 persen  bisnis berbasis digital. Karena itu apabila ada kejahatan digital (cybercrime), pasti sangat mengganggu. Lebih-lebih pada pada sektor pariwisata.

“Untuk itu minta ada asistensi cyber dari PHRI,” ujarnya ditanya salah satu antisipasi yang mungkin dilakukan untuk menanggulangi kejahatan peretasan tersebut.

Sementara kepada tamu  yang booking, Gus Agung menyarankan untuk melakukan recheck dengan menelpon ulang  kepada pihak hotel, apakah  benar bookingan sudah masuk atau tidak. “Telpon lagi secara manual,” sarannya. K17

Komentar