nusabali

Ketahanan Pangan RI Kalah dari Singapura

  • www.nusabali.com-ketahanan-pangan-ri-kalah-dari-singapura

JAKARTA, NusaBali - Indonesia masih payah untuk urusan ketahanan pangan. Bahkan dengan klaim sebagai negara agraris, level ketahanan pangan Indonesia kalah dari Singapura.

Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Restuardy Daud mengatakan pemerintah mencatat sebanyak 7-16% masyarakat Indonesia masih rentan terhadap ancaman kelaparan. Data ini, kata dia, sejalan dengan adanya tren penurunan pada tingkat produktivitas lahan padi di Tanah Air.

"Kami mencatat adanya sedikit penurunan pada produktivitas padi kita," kata Daud dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Jawa, seperti dilansir cnbcindonesia.com, Rabu, (14/8).

Ketahanan pangan di sini didefinisikan bukan hanya dari ketersediaan bahan pangan. Namun juga kemampuan warga negara untuk mengakses makanan tersebut.

Daud menuturkan level ketahanan pangan RI benar-benar diuji ketika sejumlah negara menyetop keran ekspornya. Negara pengekspor beras seperti India, Kamboja dan Thailand menghentikan kegiatan ekspor pangan karena adanya kemarau panjang yang diakibatkan oleh fenomena iklim El Nino.

"Ini yang menjadi tantangan kepada kita untuk menjamin kecukupan pangan ini setidaknya untuk beberapa waktu ke depan," kata dia.

Daud mengatakan level ketahanan pangan Indonesia saat ini masih kalah dari negara tetangga, yaitu Singapura. Padahal, kata dia, Singapura merupakan negara yang tak memiliki lahan untuk pertanian.

"Singapura tidak punya lahan yang cukup seperti kita, mereka negara pengimpor tapi memiliki ketahanan pangan yang ada di atas kita," ujar dia.

Namun, Daud melanjutkan ketahanan pangan ini sebenarnya memiliki anomali tersendiri. Dia mengatakan Thailand sebagai negara pengekspor beras ternyata juga memiliki ketahanan pangan yang ada di bawah Singapura.

Hal ini, kata dia, menunjukkan produksi bahan pangan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan ketahanan pangan suatu negara.

"Kalau kita lihat, Thailand sebagai negara pengekspor tapi kita masih sedikit lebih baik untuk ketahanan pangan," kata dia.

"Bahwa tidak menjadi ukuran apakah dia importir atau eksportir, tapi lebih bagaimana ketangguhan kita, bagaimana kita bisa mengandalkan perdagangan, dan didukung teknologi logistik dan tata kelola yang lebih baik," kata dia melanjutkan.

Dia mencontohkan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan level ketahanan pangan. Di antaranya penggunaan mesin penggilingan yang bisa meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kualitas produksi gabah. 

"Ini juga bagian yang bisa menentukan langkah ketahanan pangan kita ke depan," ujar Daud. 7

Komentar