Hotel di Kawasan Badung Banyak Diretas
Dinas Pariwisata
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Bali
Hotel
PHRI
Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati
HUT ke-66 Provinsi Bali
Ketua Umum PHRI
Hariyadi Sukamdani
PHRI tidak bisa berbuat apa-apa karena yang diretas bukan anggotanya
DENPASAR, NusaBali - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengungkap fakta sebagian besar akun Google Business hotel yang diretas ada di kawasan Badung. Jumlah hotel yang menjadi korban peretasan diperkirakan terus bertambah.
"Informasi yang masuk, kami teruskan ke Disparda (Dinas Pariwisata), itu (hotel terdampak) banyak di Badung," tutur Cok Ace, sapaan akrab Artha Ardana Sukawati setelah menghadiri apel peringatan HUT ke-66 Provinsi Bali, di Denpasar, Rabu (14/8).
Menurut Cok Ace, peretasan ini berdampak pada pemasaran hotel. Namun, ia belum bisa merinci berapa kerugian hotel tersebut.
PHRI, Cok Ace melanjutkan, tidak bisa berbuat apa-apa karena hotel yang diretas bukan anggota PHRI. "Mereka bukan anggota kami," imbuh Wakil Gubernur Bali 2018-2023 tersebut seperti dilansir detikcom.
Cok Ace mengimbau agar manajemen hotel yang terdampak peretasan segera melapor ke polisi. Tujuannya, agar masalah itu bisa segera selesai.
Sebelumnya, dikutip detikFinance, PHRI mengungkapkan terjadi peretasan akun Google Bisnis yang menimpa beberapa hotel dalam negeri pada Minggu (11/8/2024).
Peretasan ini terjadi di berbagai wilayah, seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Sulawesi Selatan.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan platform akun Google Bisnis memang dapat diakses oleh umum apabila tersebut belum terverifikasi atau verified.
Dia menjelaskan peretasan ini dilakukan dengan mengganti nomor telepon hingga nomor rekening. Nantinya, masyarakat menghubungi nomor telepon penipu.
Pihaknya saat ini masih mendata total hotel yang terdampak. Sejauh ini, ada 156 hotel yang terkena peretasan tersebut di Jawa Tengah, 60 hotel di Sumatera Barat, 92 hotel di Jawa Timur, dan 18 hotel di Sulawesi Tengah.
Di Bali sendiri terungkap sekitar 100 an hotel menjadi korban peretasan. Yang diretas nomor kontak reservation, sehingga bila ada booking dari tamu tentu akan terkoneksi dengan pihak peretas, bukan tidak dengan pihak hotel.
Meskipun belum ada pihak yang dirugikan, hal itu menimbulkan keresahan di kalangan industri pariwisata.
Ketua BPC PHRI Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya sangat menyayangkan terjadinya peretasan data kontak bisnis hotel di berbagai daerah termasuk di wilayah Bali.
“Sangat kita sayangkan,” ujar tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Dia mengaku heran, mengapa sistem keamanan data di google sampai bisa diretas. Karena itu, dia meminta google mengecek kembali keamanannya sistemnya. Dalam hal ini keamanan dari data dari properti (hotel).
“Logikanya semestinya data hanya bisa diubah oleh pihak properti, bukan oleh pihak lain (hacker),” ujarnya. 7
Komentar