nusabali

Para Hacker Kumpul di Denpasar, Selesaikan Tantangan Polkadot Championship dalam 24 Jam

  • www.nusabali.com-para-hacker-kumpul-di-denpasar-selesaikan-tantangan-polkadot-championship-dalam-24-jam

DENPASAR, NusaBali.com - Puluhan peretas berkumpul, Senin (19/8/2024) untuk berpartisipasi dalam Polkadot Championship perdana di Pulau Dewata yang digelar di Dharmanegara Alaya (DNA), Denpasar.

Para peretas ini datang dari beberapa wilayah tanah air, termasuk Pulau Dewata dan luar negeri. Mereka berlomba dalam sebuah kompetisi yang disebut Hacker Marathon atau Hackathon.

Sebutan hacker yang biasanya berkonotasi negatif di telinga umum sejatinya merujuk pada individu inovatif dan 'out of the box.' Hacking juga istilah umum untuk aktivitas menyelesaikan koding dalam waktu terbatas. Umumnya, peserta hackathon adalah para pengembang produk digital.

Polkadot sendiri adalah salah satu wahana blockchain dan uang kripto terkemuka dunia. Terkhusus hackathon di Polkadot Championship ini berfokus menggarap proyek baru dan bermanfaat di dunia teknologi blockchain seperti diungkapkan David Pethes, Polkadot Head Ambassador.

Saat ditemui di DNA, Denpasar, Senin pagi, David menuturkan 40 partisipan yang didominasi talenta tanah air dan segelintir ekspat ini dibagi ke dalam beberapa tim. Mereka bakal menggarap permasalahan dunia nyata seputar pemerintahan, aset dunia nyata (RWA), dan kecerdasan buatan (AI).

"Mereka punya waktu 24 jam untuk menggarap satu permasalahan nyata, kemudian mencari solusinya, dan dibuatkan demo atas solusi itu untuk nanti dinilai dewan juri," ujar David yang juga pendiri G6 Networks dan CCTF Dao ini.

Pria asal Ceko ini menegaskan, individu yang terlibat di dalam satu tim idealnya lintas keahlian. Ada yang berperan sebagai pendiri yang biasanya penggagas solusi, kemudian yang memiliki kualifikasi analisis bisnis dan manajer. Jadi, bukan pengembang teknis saja.

"Kami mencari tiga solusi terbaik yang nantinya selain mendapat hadiah (total Rp 300-an juta) juga berpeluang untuk kami mentori, dimodali, atau benar-benar diterapkan ke jaringan blockchain kami (Polkadot)," beber David.

Sementara itu, Muhamad Naoval, salah satu peserta asal Jakarta mengatakan, Polkadot Championship di Bali ini cocok dijadikan wahana eksekusi idenya. Sebab selain berkompetisi, hackathon ini juga menyediakan mentor ahli yang bisa diajak berdiskusi untuk menyempurnakan model solusi yang digarap.

"Hackathon ini untuk jump-start (memulai) ideku saja selain memang mau coba ekosistem Polkadot yang menurutku baru dan keuntungan, kesempatan yang ditawarkan juga menarik," ungkap Naoval yang mengaku hanya bermodal nekat dan latihan jadi pengembang setahun terakhir.

Sebagai talenta lokal, Naoval berpendapat bahwa anak bangsa tidak kalah dengan talenta-talenta global. Kata pria kelahiran 26 tahun silam ini, Bali jadi tempat yang pas untuk belajar teknologi blockchain sebab talenta global juga 'bersarang' di Pulau Dewata.

Di samping itu, David menekankan bahwa Polkadot Championship di Bali ini justru memang lebih difokuskan untuk talenta lokal. Kata dia, sekitar 70 persen peserta adalah para pengembang tanah air dan sisanya adalah ekspat atau yang sengaja terbang ke Bali untuk mengikuti hackathon di Denpasar.

Untuk diketahui, Polkadot Championship Hackathon ini masih serangkaian Bali Blockchain Summit 2024. Acara puncaknya akan digelar di lokasi yang sama, Selasa (20/8/2024). *rat

Komentar