nusabali

Mengenal Lekesan, 'Camilan' Wajib Jero Dalang untuk Mengundang Taksu

  • www.nusabali.com-mengenal-lekesan-camilan-wajib-jero-dalang-untuk-mengundang-taksu

MANGUPURA, NusaBali.com - Pernah melihat jero dalang menguyah sesuatu ketika hendak pentas? Itu disebut lekesan, 'camilan' wajib yang diamanatkan dharma pedalangan.

Lekesan mirip dengan tradisi bersirih di daerah-daerah lain di tanah air. Terdiri dari daun sirih, mako (tembakau kering), pamor (kapur), gambir, dan pinang. Di Bali, lekesan dipandang lebih dari aktivitas bersirih.

Ketua Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Artawan menuturkan, lekesan memiliki manfaat kesehatan dan spiritual, serta filosofi pedalangan.

Lekesan dapat menguatkan gigi dan bisa befungsi sebagai antiseptik. Hal ini penting bagi jero dalang lantaran teknik-teknik pedalangan Bali dapat berefek samping pada gigi keropos dan luka organ dalam.

"Secara spiritual, lekesan adalah lambang Panca Dewata. Sirih melambangkan Dewa Wisnu, pamor simbol Iswara, gambir simbol Brahma, pinang simbol Mahadewa, dan mako simbol Siwa. Ini kemudian dimasukkan ke dalam tubuh," tutur Gung Tut, sapaan Ngurah Artawan ketika ditemui baru-baru ini.

Dengan mengonsumsi lekesan energi alam semesta diserap tubuh jero dalang. Energi ini kemudian jadi simbol Sang Hyang Tunggal sebagaimana jero dalang itu sendiri sebagai representasinya ketika sedang menarikan wayang.

"Nah, ketika dalang hendak tampil, mereka mengundang taksu. Sarananya itu ada dalam lekesan," beber Gung Tut yang juga mendalangi wayang kulit Parwa, Ramayana, dan Cupak.

Dalang memang melafalkan mantra untuk mengundang taksu. Tapi, menurut Gung Tut, mantra itu dikomplemenkan dengan sarana prasarananya yaitu lekesan. Selain itu, lekesan juga disebut sebagai pagar spiritual agar dalang tidak 'diganggu' saat tampil.

Oleh karena itu, seorang dalang wajib membawa dan mengonsumsi lekesan. Lekesan bukan sesuatu yang opsional setidaknya jika lekesan itu bagian langsung dari ritual pedalangan, dan bukan camilan biasa di luar aktivitas mendalang. *rat

Komentar