Permintaan Tinggi, Biji Kakao Petani Tabanan Terbatas
TABANAN, NusaBali - Petani di Kabupaten Tabanan kewalahan memenuhi permintaan biji kakao (cokelat). Di tengah tingginya permintaan justru stok biji kakao terbatas.
Penyebab dari terbatasnya biji kakao ini karena cuaca tidak mendukung, sehingga produksi mengalami penurunan. Padahal dari segi harga saat ini biji kakao meroket.
Petani kakao dari Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Wayan Loster mengakui saat ini biji kakao terbatas. Padahal permintaan sedang tinggi.
“Ada permintaan pasar untuk kakao ke Jembrana. Tapi tidak bisa dipenuhi karena untuk biji kakao kering saja sudah langsung diambil pengepul,” ujarnya, Senin (19/8).
Menurut Loster turunnya produksi buah kakao tahun 2024 lantaran cuaca tidak mendukung. Di samping itu terjadi gangguan hama hingga kondisi pH tanah di Tabanan cenderung asam.
“Seperti tahun ini karena iklim yang tidak mendukung membuat kakao tidak banyak menghasilkan buah. Meski demikian saya masih bisa panen 40 kilogram per sekali panen,” akunya.
Diterangkan Loster, dia menanam kakao di lahan yang dikontrak seluas 60 are. Kakao bisa dia panen selama 10 hari sekali selama 8 bulan.
“Jadi ada empat bulan masanya kakao itu jarang berbuah. Pada masa inilah dilakukan perawatan pohon kakao mulai dari pemupukan sampai pemberian obat,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tabanan Made Subagia mengatakan kakao adalah salah satu komiditas unggulan Tabanan. Namun saat ini petani dihadapakan pada usia tanaman kakao yang sudah tua dan memerlukan peremajaan.
“Selain peremajaan juga menjaga pH tanah. Saat ini sedang dilakukan pengujian kualitas tanah sehingga bisa dilakukan tindakan yang tepat untuk menjaga kestabilan pH tanah,” kata Subagia.
Dia juga berharap petani kakao di Tabanan rutin melalukan perawatan dan pemupukan untuk tanaman, sehingga bisa menghasilkan produksi buah kakao yang maksimal. 7 des
Komentar