Produk UMKM Dawan Klod Dilabel Pedagang Luar
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan, Klungkung, kian melejit.
SEMARAPURA, NusaBali
Di antaranya, usaha pembuatan pisang goreng, klepet, jaja gina, sengait, kaliadrem dan lainnya. Produk yang dihasilkan selama ini dipasarkan lewat pengepul hingga ke luar kabupaten, salah satunya, Kota Denpasar.
Persoalannya setelah barang itu dikirim ke luar kabupaten oleh pengepul, jajan UMKM dari Dawan Klod itu diklaim oknum pedagang. Caranya, diisi label tertentu atau hasil produksi dari tempat lain. Melihat fenomena tersebut, belasan mahasiswa yang menggelar Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) dari Universitas Udayana (Unud) di Desa Dawan Klod berusaha mendorong para pelaku UMKM untuk bangkit dari segi pemasaran.
“Meskipun dipasarkan lewat pengepul, sebaiknya label yang tertera tetap mencantumkan nama dari lokasi pembuatan produk tersebut,” ujar I Gusti Bagus Ngurah Satya Wibawa, Koordinator Desa KKN-PPM periode ke-15, di Desa Dawan Klod, Minggu (13/8). Kalau label daerah dan perajin itu dicantumkan, tentu UMKM di Desa Dawan Klod akan semakin terangkat.
Pihaknya juga menawarkan kepada UMKM untuk berinovasi dalam pemasaran, salah satunya memanfaatkan media sosial (medsos). “Kami hanya mendorong saja, untuk keputusannya kembali berada di tangan UMKM itu sendiri,” ujarnya, didampingi Koordinator Prasarana Fisik KKN-PPM di Desa Dawan Klod, AA Ngurah Wisnu dan Koordinator Bidang Peningkatan Produksi Komang Rumiarsa.
Ketika turun ke lapangan, pihaknya menemukan 15 UMKM di Desa Dawan Klod yang produktif. Adapun kisaran pemasaran produk tersebut, di antaranya jaja gina Rp 4.000/bungkus, kripik singkong balado Rp 6.000/bungkus, sengait 12.000/bungkus, gabin Rp 4.000/bungkus dan sebagainya.
Gusti Satya Wibawa menyebutkan ada 15 mahasiswa KKN di Desa Dawan Klod, 22 Juli-28 Agustus. Mereka dari Fakultas Teknik, Hukum, Sastra, Kedokteran Hewan, Ekonomi, Teknologi, Bisnis, Peternakan dan lainnya. Program yang sudah berjalan meliputi penyuluhan dan perencanaan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), pengomposan pupuk organik, penyuluhan rabies, penanggulangan demam berdarah (DB) serta membagikan serbuk abate kepada masyarakat, taman desa dan lainnya. “Kita juga memberikan sosialiasasi khususnya di kalangan generasi muda untuk bisa menggunakan gadget ke arah yang positif,” katanya.*wa
Persoalannya setelah barang itu dikirim ke luar kabupaten oleh pengepul, jajan UMKM dari Dawan Klod itu diklaim oknum pedagang. Caranya, diisi label tertentu atau hasil produksi dari tempat lain. Melihat fenomena tersebut, belasan mahasiswa yang menggelar Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) dari Universitas Udayana (Unud) di Desa Dawan Klod berusaha mendorong para pelaku UMKM untuk bangkit dari segi pemasaran.
“Meskipun dipasarkan lewat pengepul, sebaiknya label yang tertera tetap mencantumkan nama dari lokasi pembuatan produk tersebut,” ujar I Gusti Bagus Ngurah Satya Wibawa, Koordinator Desa KKN-PPM periode ke-15, di Desa Dawan Klod, Minggu (13/8). Kalau label daerah dan perajin itu dicantumkan, tentu UMKM di Desa Dawan Klod akan semakin terangkat.
Pihaknya juga menawarkan kepada UMKM untuk berinovasi dalam pemasaran, salah satunya memanfaatkan media sosial (medsos). “Kami hanya mendorong saja, untuk keputusannya kembali berada di tangan UMKM itu sendiri,” ujarnya, didampingi Koordinator Prasarana Fisik KKN-PPM di Desa Dawan Klod, AA Ngurah Wisnu dan Koordinator Bidang Peningkatan Produksi Komang Rumiarsa.
Ketika turun ke lapangan, pihaknya menemukan 15 UMKM di Desa Dawan Klod yang produktif. Adapun kisaran pemasaran produk tersebut, di antaranya jaja gina Rp 4.000/bungkus, kripik singkong balado Rp 6.000/bungkus, sengait 12.000/bungkus, gabin Rp 4.000/bungkus dan sebagainya.
Gusti Satya Wibawa menyebutkan ada 15 mahasiswa KKN di Desa Dawan Klod, 22 Juli-28 Agustus. Mereka dari Fakultas Teknik, Hukum, Sastra, Kedokteran Hewan, Ekonomi, Teknologi, Bisnis, Peternakan dan lainnya. Program yang sudah berjalan meliputi penyuluhan dan perencanaan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), pengomposan pupuk organik, penyuluhan rabies, penanggulangan demam berdarah (DB) serta membagikan serbuk abate kepada masyarakat, taman desa dan lainnya. “Kita juga memberikan sosialiasasi khususnya di kalangan generasi muda untuk bisa menggunakan gadget ke arah yang positif,” katanya.*wa
1
Komentar