Srikandi Demokrat Motivasi Mahasiswa di Bali
Serap Aspirasi di Tanah Kelahiran
SINGARAJA, NusaBali
Anggota Komisi XI DPR RI, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani ‘turun gunung’ dengan menggelar Seminar Nasional Pengembangan Sektor UKM di Gedung Mr I Ketut Pudja (Imaco) Singaraja, Senin (14/8). Tutik turun di daerah pemilihan (Dapil) dalam masa reses (penyerapan aspirasi) DPR RI.
Tutik yang anggota Fraksi Demokrat ini membidangi keuangan, perbankan, otoritas jasa keuangan (OJK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hadir dalam seminar tersebut Causa Iman Karana (Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali), pengusaha Panudiana Kuhn, Komang Sukarsana (pengusaha kopi asal Kintamani) serta para pengusaha muda lainnya.
Kemarin Tutik mendorong usahawan-usahawan muda dari Bali untuk bangkit dan bisa bersaing di level nasional, bahkan bisa go international. Menurut Tutik peluang usahawan-usahawan muda di Bali sangat banyak dan luas. Potensi dan bidang usaha yang ada harus direbut putra-putra dari Bali. “Banyak peluang yang bisa direbut, asalkan anak- anak kita mau tekun dan ulet. Itu modal untuk bisa berkompetisi,” ujar mantan Ketua Komisi II DPRD Bali periode 2009-2014 membidangi ekonomi, keuangan dan pajak ini. Sekretaris Departemen Perempuan dan Anak DPP Demokrat ini mengatakan para mahasiswa dan anak-anak SMA di Bali tidak hanya kejar pekerjaan kantoran dan menjadi pegawai atau buruh. Karena lapangan kerja tak signifikan jumlahnya dengan pencari kerja.
"Lapangan kerja yang tersedia nggak sebanding dengan pencari kerja. Jadi saya mendorong anak-anak kita mau berusaha, " ujar Tutik. Bagaimana dari sisi permodalan? Menurut Tutik para pengusaha seperti Panudiana Kuhn dan pengusaha Ketut Sukarsa juga berangkat dari kecil. Mereka tak banyak modal. "Makanya saya tadi minta Pak Panudiana dan Sukarsa berbagi strategi berwirausaha kepada anak-anak dan mahasiswa yang akan tamat kuliah,” kata Tutik.
Untuk anak-anak yang nanti akan mencari permodalan bisa difasilitasi dengan mencari pinjaman lunak. Menurut Tutik para siswa bisa kerja setahun dua tahun. Setelah ada modal bisa mulai merintis usaha. "Ya mulainya dari usaha kecil dulu. Syukur bisa berkembang dan buka lapangan kerja. Kalau memang nanti perlu modal usaha pihak dari perwakilan Bank Indonesia tadi juga beri kiat-kiat untuk mendapatkan modal usaha, "ujar Tutik. *nat
Tutik yang anggota Fraksi Demokrat ini membidangi keuangan, perbankan, otoritas jasa keuangan (OJK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hadir dalam seminar tersebut Causa Iman Karana (Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali), pengusaha Panudiana Kuhn, Komang Sukarsana (pengusaha kopi asal Kintamani) serta para pengusaha muda lainnya.
Kemarin Tutik mendorong usahawan-usahawan muda dari Bali untuk bangkit dan bisa bersaing di level nasional, bahkan bisa go international. Menurut Tutik peluang usahawan-usahawan muda di Bali sangat banyak dan luas. Potensi dan bidang usaha yang ada harus direbut putra-putra dari Bali. “Banyak peluang yang bisa direbut, asalkan anak- anak kita mau tekun dan ulet. Itu modal untuk bisa berkompetisi,” ujar mantan Ketua Komisi II DPRD Bali periode 2009-2014 membidangi ekonomi, keuangan dan pajak ini. Sekretaris Departemen Perempuan dan Anak DPP Demokrat ini mengatakan para mahasiswa dan anak-anak SMA di Bali tidak hanya kejar pekerjaan kantoran dan menjadi pegawai atau buruh. Karena lapangan kerja tak signifikan jumlahnya dengan pencari kerja.
"Lapangan kerja yang tersedia nggak sebanding dengan pencari kerja. Jadi saya mendorong anak-anak kita mau berusaha, " ujar Tutik. Bagaimana dari sisi permodalan? Menurut Tutik para pengusaha seperti Panudiana Kuhn dan pengusaha Ketut Sukarsa juga berangkat dari kecil. Mereka tak banyak modal. "Makanya saya tadi minta Pak Panudiana dan Sukarsa berbagi strategi berwirausaha kepada anak-anak dan mahasiswa yang akan tamat kuliah,” kata Tutik.
Untuk anak-anak yang nanti akan mencari permodalan bisa difasilitasi dengan mencari pinjaman lunak. Menurut Tutik para siswa bisa kerja setahun dua tahun. Setelah ada modal bisa mulai merintis usaha. "Ya mulainya dari usaha kecil dulu. Syukur bisa berkembang dan buka lapangan kerja. Kalau memang nanti perlu modal usaha pihak dari perwakilan Bank Indonesia tadi juga beri kiat-kiat untuk mendapatkan modal usaha, "ujar Tutik. *nat
Komentar