Ridwan Kamil Dapat Lawan Tanding
Hormati Putusan MK, Sudah Biasa Hadapi Banyak Paslon
Terkait putusan MK itu, Ridwan Kamil menghormatinya dan siap berkompetisi
JAKARTA, NusaBali
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat mengusung calon di pilkada oleh partai politik mengubah peta pertarungan di Pilkada Jakarta. Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Golkar, Ridwan Kamil yang sudah memborong parpol untuk kendaraan politik menuju DKI 1 bakal dapat lawan tanding. PDI Perjuangan yang ditinggal sendirian otomatis bisa mengusung paslon. Terkait putusan MK itu, Ridwan Kamil menghormatinya dan siap berkompetisi.
“Saya baru membaca, mendengar dari media juga. Jika itu memang menjadi sebuah keputusan, tentu harus dihormari, karena MK adalah institusi negara yang mereview urusan perundang-undangan termasuk pilkada,” ujar Ridwan Kamil sebelum Munas Partai Golkar yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Selasa (20/8).
Oleh karena itu, mantan Gubernur Jawa Barat ini, tidak masalah dengan putusan MK tersebut. Lantaran putusan itu bisa memunculkan banyak calon kepala daerah. Dengan demikian akan menguntungkan bagi warga untuk menentukan pilihan. “Kalau itu bisa membuat lebih banyak lagi muncul calon-calon di Pilkada di seluruh Indonesia termasuk di Jakarta, yang diuntungkan adalah warga. Karena warga akan disuguhi oleh adu gagasan. Makin banyak gagasan yang solutif untuk permasalahan wilayahnya akan semakin bagus,” jelas Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil sendiri memiliki pengalaman menghadapi lawan banyak. Hal ini, dia alami saat menjadi calon Wali Kota Bandung. Kala itu, ada delapan pasang calon. Kemudian, di Jawa Barat ada empat pasang calon. Dia pun menilai, dinamika di Jakarta cukup tinggi. Dia akan melihat hasil akhir di pendaftaran. “Setelahnya yang penting guyub, solutif. Jangan ada caci maki dan ada hal-hal negatif. Anggap pilkada itu adalah sebuah pesta demokrasi. Jadi, saya tidak masalah dengan banyak atau sedikit calon. Selama itu sesuai aturan, tentu harus dilakoni,” papar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil yakin, seseorang menjadi kepala daerah sudah garis tangan dari Tuhan. “Jadi tidaknya itu, garis tangan dan takdir Allah. Kalau berhasil kita beradaptasi, kalau tidak berhasil kita juga beradaptasi. Tugasnya itu. kekuasaan bukanlah segalanya,” papar Ridwan Kamil. k22
Komentar