nusabali

Warga Binaan Dilatih Jadi Barber dan Barista

  • www.nusabali.com-warga-binaan-dilatih-jadi-barber-dan-barista

SINGARAJA, NusaBali - Barber shop dan coffee shop di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Singaraja menjadi program untuk mengembangkan potensi warga binaan melalui keterampilan. Warga binaan yang memiliki keterampilan pangkas rambut dan meracik kopi ditunjuk sebagai barber dan barista. Mereka diberi kesempatan mengasah dan mempraktikkan keahliannya memangkas rambut dan meracik kopi.

Barber shop dan coffe shop ini terletak di depan Lapas Singaraja, Jalan Veteran  Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kedua fasilitas ini dapat dinikmati oleh petugas maupun warga binaan, serta masyarakat umum. Saat launching, Sabtu (17/8), Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana dan Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi potong rambut di barber shop. 

Lihadnyana mengatakan, hasil cukuran warga binaan bagus. Dia mengapresiasi upaya Lapas Singaraja memberikan pelatihan pada warga binaan. Keterampilan itu disebut menjadi bekal jika warga binaan sudah bebas usai menjalani masa hukumannya. “Saya coba (cukur) ternyata ya lumayan. Beliau (Kalapas) sudah bisa menciptakan warga binaan yang memiliki skill dan keterampilan,” kata Lihadnyana. 

Lihadnyana menyampaikan, sejatinya keterampilan yang dimiliki warga binaan sudah baik. Persoalan yang perlu dipikirkan adalah keterampilan tersebut membantu warga binaan untuk memulai kembali hidup di masyarakat nanti. Menurutnya, hal tersebut harus diwujudkan melalui kerja kolaboratif antara Lapas dan pemerintah daerah. “Setelah itu di masyarakat, siapa tanggung jawab? Pemerintah daerah,” ungkap Lihadnyana.

Foto: Warga binaan Lapas Singaraja meracik kopi di coffee shop. -ZAKKY

Kepala Lapas Kelas IIB Singaraja, I Wayan Putu Sutresna mengatakan, ada 5 warga binaan yang dilatih menjadi barberman dan barista. Pelatihan digelar selama sekitar sebulan dengan ahlinya sebelum dipekerjakan di barber shop dan coffee shop. “Semuanya dilatih, nanti kan bergiliran yang duluan bebas nanti diganti dengan yang lain jadi tetep jalan,” kata Sutresna.

Alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankan dua usaha tersebut disediakan oleh Lapas Singaraja. Khusus untuk coffee shop, Lapas berkolaborasi dengan Kopi Banyuatis untuk memberi pelatihan barista serta pengadaan alat-alat dan bahan baku kopi. 

Warga binaan yang dipekerjakan di barber shop dan coffee shop adalah yang masa hukumannya akan habis waktu dekat. Selama bekerja mereka juga didampingi petugas Lapas untuk mengawasi. “Tentunya semua yang sudah memenuhi syarat untuk dipekerjakan atau dilatih di luar Lapas. Ada petugas pembinaan yang mengawasi,” lanjut Sutresna.

Sutresna menegaskan, pendapatan yang diperoleh dari kedua usaha tersebut akan diberikan ke warga binaan yang bekerja di sana. Sebanyak 25 persen dari keuntungan setahun masuk dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dia berharap, keterampilan ini dapat membantu warga binaan beradaptasi dan menemukan pekerjaan atau bahkan membuka usaha sendiri setelah keluar dari Lapas. 7 mzk

Komentar