Bus Sekolah Diperkirakan Beroperasi Oktober
Pengoperasian sebanyak 6 unit bus sekolah gratis yang digagas Pemerintah Kota Denpasar diperkirakan pada Oktober 2017 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Pengadaan bus sekolah ini sempat terhambat karena keterlambatan penayangan katalog oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Informasi terbaru, katalog akhirnya muncul dengan tipe sesuai yang diajukan yakni mini bus long sacess.
Hal itu seperti diungkapkan oleh Plt Kasubag PU UPT Pelayanan Transportasi Darat Dishub Kota Denpasar, I Putu Ari Budi Wibawa, Selasa (15/8). Dikatakan, keluarnya tipe bus di katalog LKPP sekitar sepekan lalu dan langsung dibawa ke Karoseri untuk dilakukan perakitan sesuai pemesanan, yakni 16 tempat duduk dengan kapasitas penumpang sekitar 25 orang. Kepastian pengoperasian ini, kata Ari Budi membuat para orangtua siswa lega karena selama ini kerap menanyakan kapan pegoperasian bus sekolah gratis tersebut. "Kami sudah berupaya dan sekarang sudah dirakit, sehingga kami harapkan pada bulan September (2017) ini ada satu bus yang sudah selesai dirakit dan dibawa ke Bali untuk acara soft launching yang bertepatan dengan ulang tahun Dishub Kota Denpasar,” kata Ari Budi. “Lima unit bus lainnya sisanya, diperkirakan selesai dirakit pada Oktober 2017. Begitu selesai langsung dikirim ke Bali dan dioperasikan serentak,” imbuhnya.
Dijelaskan Ari Budi, satu unit bus yang dipakai untuk acara soft launching nanti belum bisa dioperasikan mengangkut siswa. Bus tersebut untuk sementara dipakai menjajal rute yang bakal dilewati. "Jadi diperkirakan pada Oktober (2017), 6 bus akan beroperasi secara serentak," jelas Ari Budi.
Dikatakan, rute dari bus yang harganya Rp 500 juta/unit ini pada tahap pertama baru mampu melayani Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Timur. Dua Kecamatan ini dipioritaskan mengingat selama ini belum ada akses angkutan umum yang melayani di wilayah tersebut. “Rute yang paling banyak menuju ke Jalan Kamboja,” ujarnya.
Pihaknya akan mengutamakan sebanyak 297 siswa yang telah mendaftar dari dua kecamatan tersebut, kendati ada 500 lebih pendaftar yang sudah diterimanya. “Yang masuk dalam data Denut dan Dentim adalah 297 siswa sehingga dengan 6 bus tersebut baru ada sekitar 20 titik kumpul yang sudah dilakukan survei dan 6 halte yang akan dibuatkan oleh Dishub Bali,” kata Ari Budi. "Untuk di luar pendaftar hanya sifatnya urgent saja karena siswa yang sudah terdaftar sudah dibekali smart card," imbuhnya.
Kata Ari Budi, ada ketentuan yang harus dilaksanakan oleh siswa yang akan menggunakan fasilitas bus gratis ini, terutama masalah waktu, yakni waktu yang diatur adalah bus sekolah sudah sampai di halte atau titik kumpul yang ditentukan. Maka dari itu, pihak Dishub akan menambahkan aplikasi pada smartphone orangtua siswa yang bisa didownload melalui Android, sehingga 5 menit bus sebelum sampai di halte akan diberikan notifikasi pemberitahuan ke ponsel masing-masing orangtua siswa.
"Kami melatih ketepatan waktu siswa juga agar tepat waktu, sekitar pukul 06.00 Wita bus sudah berada di halte yang dituju. Ketika notifikasi berbunyi maka orangtua siswa harus mengantarkan anaknya sesuai dengan titik kumpul terdekat yang sudah ditentukan," jelasnya. Namun, bus tersebut hanya bisa menunggu siswa 5 menit, jika siswa datang terlambat maka akan ditinggalkan karena bus akan mengutamakan pada siswa yang sudah standby agar tidak mengorbankan yang lebih banyak.
Sementara itu, untuk anggaran yang sebelumnya disediakan dengan total Rp 5,5 miliar, menurut Ari Budi, sisanya akan dikembalikan ke APBD untuk dipakai APBD Perubahan 2018 yang juga ditarget akan ada pengadaan lagi untuk wilayah Denpasar Selatan dan Barat. "Ya anggarannya kan segitu tapi terpakainya kan itu tidak semua, jadi sisanya akan kita kembalikan lagi ke APBD untuk Anggaran Perubahan 2018," tandasnya. *cr63
Hal itu seperti diungkapkan oleh Plt Kasubag PU UPT Pelayanan Transportasi Darat Dishub Kota Denpasar, I Putu Ari Budi Wibawa, Selasa (15/8). Dikatakan, keluarnya tipe bus di katalog LKPP sekitar sepekan lalu dan langsung dibawa ke Karoseri untuk dilakukan perakitan sesuai pemesanan, yakni 16 tempat duduk dengan kapasitas penumpang sekitar 25 orang. Kepastian pengoperasian ini, kata Ari Budi membuat para orangtua siswa lega karena selama ini kerap menanyakan kapan pegoperasian bus sekolah gratis tersebut. "Kami sudah berupaya dan sekarang sudah dirakit, sehingga kami harapkan pada bulan September (2017) ini ada satu bus yang sudah selesai dirakit dan dibawa ke Bali untuk acara soft launching yang bertepatan dengan ulang tahun Dishub Kota Denpasar,” kata Ari Budi. “Lima unit bus lainnya sisanya, diperkirakan selesai dirakit pada Oktober 2017. Begitu selesai langsung dikirim ke Bali dan dioperasikan serentak,” imbuhnya.
Dijelaskan Ari Budi, satu unit bus yang dipakai untuk acara soft launching nanti belum bisa dioperasikan mengangkut siswa. Bus tersebut untuk sementara dipakai menjajal rute yang bakal dilewati. "Jadi diperkirakan pada Oktober (2017), 6 bus akan beroperasi secara serentak," jelas Ari Budi.
Dikatakan, rute dari bus yang harganya Rp 500 juta/unit ini pada tahap pertama baru mampu melayani Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Timur. Dua Kecamatan ini dipioritaskan mengingat selama ini belum ada akses angkutan umum yang melayani di wilayah tersebut. “Rute yang paling banyak menuju ke Jalan Kamboja,” ujarnya.
Pihaknya akan mengutamakan sebanyak 297 siswa yang telah mendaftar dari dua kecamatan tersebut, kendati ada 500 lebih pendaftar yang sudah diterimanya. “Yang masuk dalam data Denut dan Dentim adalah 297 siswa sehingga dengan 6 bus tersebut baru ada sekitar 20 titik kumpul yang sudah dilakukan survei dan 6 halte yang akan dibuatkan oleh Dishub Bali,” kata Ari Budi. "Untuk di luar pendaftar hanya sifatnya urgent saja karena siswa yang sudah terdaftar sudah dibekali smart card," imbuhnya.
Kata Ari Budi, ada ketentuan yang harus dilaksanakan oleh siswa yang akan menggunakan fasilitas bus gratis ini, terutama masalah waktu, yakni waktu yang diatur adalah bus sekolah sudah sampai di halte atau titik kumpul yang ditentukan. Maka dari itu, pihak Dishub akan menambahkan aplikasi pada smartphone orangtua siswa yang bisa didownload melalui Android, sehingga 5 menit bus sebelum sampai di halte akan diberikan notifikasi pemberitahuan ke ponsel masing-masing orangtua siswa.
"Kami melatih ketepatan waktu siswa juga agar tepat waktu, sekitar pukul 06.00 Wita bus sudah berada di halte yang dituju. Ketika notifikasi berbunyi maka orangtua siswa harus mengantarkan anaknya sesuai dengan titik kumpul terdekat yang sudah ditentukan," jelasnya. Namun, bus tersebut hanya bisa menunggu siswa 5 menit, jika siswa datang terlambat maka akan ditinggalkan karena bus akan mengutamakan pada siswa yang sudah standby agar tidak mengorbankan yang lebih banyak.
Sementara itu, untuk anggaran yang sebelumnya disediakan dengan total Rp 5,5 miliar, menurut Ari Budi, sisanya akan dikembalikan ke APBD untuk dipakai APBD Perubahan 2018 yang juga ditarget akan ada pengadaan lagi untuk wilayah Denpasar Selatan dan Barat. "Ya anggarannya kan segitu tapi terpakainya kan itu tidak semua, jadi sisanya akan kita kembalikan lagi ke APBD untuk Anggaran Perubahan 2018," tandasnya. *cr63
Komentar