nusabali

Universitas Warmadewa Bantu Pengembangan UMKM Merta Sari di Tabanan

  • www.nusabali.com-universitas-warmadewa-bantu-pengembangan-umkm-merta-sari-di-tabanan
  • www.nusabali.com-universitas-warmadewa-bantu-pengembangan-umkm-merta-sari-di-tabanan
  • www.nusabali.com-universitas-warmadewa-bantu-pengembangan-umkm-merta-sari-di-tabanan
  • www.nusabali.com-universitas-warmadewa-bantu-pengembangan-umkm-merta-sari-di-tabanan
  • www.nusabali.com-universitas-warmadewa-bantu-pengembangan-umkm-merta-sari-di-tabanan
  • www.nusabali.com-universitas-warmadewa-bantu-pengembangan-umkm-merta-sari-di-tabanan

TABANAN, NusaBali.com - Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM)Universitas Warmadewa telah melaksanakan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan menggandeng UMKM Merta Sari, sebuah kelompok usaha di Desa Tegal Jadi, Kecamatan Marga, Tabanan, yang dikenal dengan produksi jajanan tradisional khas Bali seperti jajebegina, jaje uli, jaje matahari, dan kacang saur.

DPPM Universitas Warmadewa melalui kelompok dosen yang beranggotakan I Made Aditya Pramartha, S.E.,M.Si.,Ak., I Komang Putra, S.E., M.Ec.Dev., dan Made Surya Pramana, S.A., M.M., menjalankan program yang bertujuan untuk memperkuat keberlanjutan usaha mikro tersebut melalui penerapan teknologi pembukuan dan pengemasan modern.

Ketua Kelompok PKM, I Made Aditya Pramartha, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan edukasi dan pelatihan terkait pembukuan dasar berbasis digital, teknik pengemasan, dan penguatan merek (branding). "Skema kegiatan kami meliputi sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan secara berkala selama tiga bulan, mulai Mei hingga Juli 2024. 


Dukungan ini diharapkan dapat membantu UMKM Merta Sari dalam mengelola keuangan secara lebih akurat dan meningkatkan daya tahan produk mereka di pasar," ujarnya.

Program ini diawali dengan penyerahan bantuan teknologi untuk pembukuan digital dan alat pengemasan, diikuti dengan serangkaian sosialisasi dan pelatihan. 

Ni Made Darmini, Ketua Kelompok UMKM Merta Sari, menyampaikan apresiasinya terhadap bantuan yang diberikan. "Kami sangat terbantu dengan program ini, terutama dalam aspek pembukuan yang sebelumnya dilakukan secara manual dan pengemasan produk yang masih menggunakan plastik polos. Sekarang, kami bisa menggunakan alat pengemas modern seperti impulse sealer dan vacuum sealer, yang meningkatkan kualitas dan daya tahan produk kami," ungkapnya.

Pelatihan pembukuan berbasis digital dilakukan menggunakan tablet Android, yang fokusnya diarahkan pada sekretaris kelompok, Ni Luh Putu Seriasi. "Kegiatan ini diharapkan dapat membantu mitra mengelola keuangan dengan lebih baik sehingga informasi keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya," jelas I Made Aditya Pramartha.


Tidak hanya pembukuan, pengemasan produk juga menjadi perhatian utama dalam program ini. Made Surya Pramana, S.A., M.M., salah satu anggota tim dosen, menegaskan pentingnya teknologi pengemasan untuk memperpanjang masa simpan produk dan meningkatkan nilai jualnya. "Dengan pengemasan yang baik dan branding yang kuat, produk jajanan tradisional ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan beragam," terangnya.

I Komang Putra, S.E., M.Ec.Dev., yang juga tergabung dalam tim dosen, menekankan pentingnya keberlanjutan usaha bagi UMKM. "Melalui edukasi tentang inovasi dan pengembangan berkelanjutan, kami berharap UMKM Merta Sari dapat lebih siap menghadapi tantangan bisnis, terutama dalam menghadapi perubahan permintaan pasar," katanya. Ia juga menambahkan bahwa pemahaman ini penting untuk mendorong diversifikasi produk, yang pada gilirannya membuka peluang pendapatan baru bagi kelompok usaha tersebut.

Program PKM ini juga merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, sekaligus sebagai bentuk dukungan Universitas Warmadewa terhadap pengembangan UMKM di Bali. "Kami berharap program ini dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi UMKM Merta Sari, baik dalam hal peningkatan pendapatan maupun dalam upaya melestarikan jajanan tradisional khas Bali," pungkas I Made Aditya Pramartha. 7 

Komentar