nusabali

Bertahap Mengurangi Asupan Manis pada Anak

  • www.nusabali.com-bertahap-mengurangi-asupan-manis-pada-anak

UPAYA untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak semestinya dilakukan secara bertahap.

Guru besar bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ir Ali Khomsan menyampaikan anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa tantrum jika asupan gula mereka langsung dikurangi secara drastis. "Jadi pengurangan konsumsi gula tentu dilakukan secara bertahap," katanya dilansir dari antaranews, Minggu (18/8/2024).

Dia mengemukakan hal itu karena asupan gula dapat mempengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak. Penurunan asupan secara mendadak dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, membuat anak gelisah dan mudah marah.

Karena itu, pengurangan gula sebaiknya dilakukan secara bertahap agar anak lebih mudah beradaptasi dan tidak mengalami stres berlebihan.

Dia menyarankan orangtua untuk mengurangi takaran gula pada minuman anak sedikit demi sedikit serta memilih produk yang rendah gula ketika membeli minuman dalam kemasan.

"Kalau orangtua yang membuat minuman manis itu, maka bisa mengurangi gula dalam minuman anak. Tapi, untuk minuman kemasan, coba pilih yang less sugar," katanya.

Prof Ali juga menyampaikan kebiasaan orangtua, terutama ibu, dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat mempengaruhi pola konsumsi gula anak.

Dengan demikian para orangtua sebaiknya mengedukasi diri dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi agar bisa menjadi contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah.

"Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, dan ibu menjadi panutan utama anak, sehingga seorang ibu dianjurkan melek gizi," kata Prof Ali.

Dia menyampaikan konsumsi gula anak usia sekolah normalnya 25 gram per hari. "Asupan gula proporsional anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari. Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga. Kalau makanan kemasan bisa dilihat di label gizi," katanya.

Anak usia 12 hingga 18 tahun yang mengalami diabetes tipe 1 cenderung meningkat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kenaikannya mencapai 70 persen dari tahun 2010 hingga 2023.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis.
Berikut lima cara mengatasi kecanduan makanan manis si kecil seperti dilansir dari tanotofoundation.org.

1. Kurangi porsi secara perlahan
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengurangi porsinya secara perlahan. Termasuk pula beri batasan minuman manis.

Menurut American Heart Association (AHA), anak berusia 2-18 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari enam sendok teh atau 24 gram gula tambahan per hari. Sementara, bagi anak usia di bawah 2 tahun harus menghindari konsumsi gula tambahan, karena mereka membutuhkan makanan kaya nutrisi dan sedang mengembangkan preferensi rasa.

Sementara, data dari WHO, satu kaleng minuman bersoda umumnya mengandung 53 gram gula, yang mana melebihi kebutuhan asupan gula harian baik anak maupun orang dewasa.

2. Perbanyak minum air putih
Ketika si kecil mulai meminta makanan atau minuman manis, coba tawarkan air putih sebelum, di sela, dan setelah mereka mengonsumsi makanan manis. Cara ini disebut akan lebih efektif menghentikan kebiasaan mengkonsumsi makanan manis, karena air putih bisa dengan cepat mengisi volume lambung. Bukan cuma itu, cara ini juga membuat anak mengkonsumsi makanan manis dengan porsi yang lebih kecil.

3. Tawarkan buah manis
Buah mengandung gula alami yang tentu lebih baik dibanding gula buatan. Salah satu cara mengurangi konsumsi makanan manis adalah dengan menyediakan dan mendorong anak lebih banyak makan buah dan sayuran di rumah.

Perlu diingat buah dan sayuran juga mengandung banyak nutrisi seperti serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan anak. 

4. Buat jadwal makan
Ketika anak melewatkan waktu makan, hal itu akan meningkatkan keinginan mengonsumsi makanan manis. Kondisi ini berlaku baik saat sarapan, makan siang, maupun makan malam.

Menurut The Healthy, melewatkan makan akan membuat kadar gula dalam tubuh anak menurun. Sehingga, kondisi ini menimbulkan keinginan mengkonsumsi makanan manis atau tinggi gula. 
5. Beri contoh pada anak

Yang tidak kalah penting dalam upaya mengurangi kecanduan makanan manis adalah contoh dari orangtua. Jika orangtua gemar makan makanan manis di depan anak, ada kemungkinan si anak juga akan melakukan hal yang sama.
Kondisi ini terjadi karena di masa tumbuh kembangnya, mereka akan belajar lewat meniru, termasuk tentang pola makan yang dia lihat di sekitarnya. Jadi, agar Si Kecil tidak kecanduan manis, Ayah dan Bunda juga bisa memberikan contoh pola makan yang sehat. 7

Komentar