‘Buleleng Butuh Aksesibilitas Lebih Baik untuk Dongkrak Pariwisata’
SINGARAJA, NusaBali - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengungkapkan pentingnya peningkatan aksesibilitas untuk memajukan sektor pariwisata di wilayah Buleleng.
Jarak yang cukup jauh antara Bali selatan dan Bali utara, menurutnya, menjadi salah satu kendala utama yang membuat wisatawan enggan berkunjung ke Buleleng.
“Potensi wisata Buleleng sangat besar, mulai dari danau, pantai, hingga kekayaan seni dan budaya yang unik. Namun, aksesibilitas yang terbatas membuat wisatawan lebih memilih Bali selatan,” ungkap Suyasa, belum lama ini.
Ia menyebut bahwa wisatawan dengan waktu liburan singkat cenderung memilih destinasi yang lebih dekat dengan bandara. Akibatnya, Buleleng kehilangan banyak peluang untuk mendapatkan kunjungan wisatawan. Padahal, destinasi wisata di Buleleng tak kalah menarik dengan daerah lain di Bali.
Sekda Buleleng, Gede Suyasa. –IST
Suyasa menambahkan bahwa kunjungan wisatawan ke Buleleng meningkat, tentu akan memasifkan kembali penataan. Karena di Buleleng selalu menjaga pantai, hutan dan lingkungan namun tidak dibarengi dengan meningkatnya kunjungan. Hal ini tentu berdampak pada biaya operasional yang berat, jika pendapatan minim.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Buleleng hanya sekitar 10 persen dari total kunjungan wisatawan ke Bali. Jumlah wisatawan mancanegara per bulan Juli tercatat 270 ribu, sedangkan domestik sebanyak 500 ribu. Sebagian besar wisatawan tersebut hanya singgah sebentar dan tidak bermalam di Buleleng.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Suyasa berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat melakukan kajian mendalam terkait pengembangan infrastruktur transportasi yang menghubungkan Bali Selatan dan Bali Utara. Pembangunan jalan tol, kereta cepat, atau bahkan bandara baru di Buleleng dinilai sangat penting untuk mempercepat aksesibilitas dan menarik lebih banyak wisatawan.
Kajian teknis yang matang dari pemerintah pusat, mengenai moda transportasi yang cocok untuk aksesibilitas pariwisata. Sehingga wisatawan yang datang ke Bali, ketika mereka berkunjung ke daerah lain utamanya ke Buleleng, tidak kehilangan banyak waktu akibat aksesibilitas yang sulit. Dengan ini, ‘kue-kue’ pariwisata pun akan dapat dirasakan juga oleh warga Bali utara.
“Dengan aksesibilitas yang lebih baik, wisatawan akan lebih mudah dan nyaman untuk mengunjungi Buleleng. Ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat dan juga pelestarian lingkungan,” pungkas Suyasa. 7 mzk
Komentar