Perempuan Masih Malu Laporkan Tindakan Kekerasan
GIANYAR, NusaBali - Tindakan kekerasan terhadap perempuan masih marak terjadi di Gianyar. Bagaikan fenomena gunung es, kasus kekerasan terhadap perempuan kerap tidak muncul ke permukaan. Perempuan sebagai korban masih banyak tidak berani melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya. Imbasnya, sulit mendeteksi kasus.
Sekretaris Dinas P3AP2KB Gianyar I Wayan Darmadi mengatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena gunung es. "Antara data jumlah kasus yang berhasil diungkap hanya sebagian kecil dari kenyataan yang sebenarnya," ungkap Darmadi saat Sosialisasi Kekerasan Terhadap Perempuan, Dampak dan Penanganannya di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Gianyar, Selasa (27/8).
Segelintir kasus yang bisa terungkap disebabkan karena banyak perempuan korban kekerasan tidak ingin atau tidak berani melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya. Mereka merasa malu dengan kasus yang dialaminya dan tidak ingin masalahnya diketahui banyak orang. Ada juga korban di bawah ancaman pelaku kekerasan sehingga menjadi takut melaporkannya dan korban menganggap kekerasan yang dialaminya merupakan aib yang harus ditutupi.
“Sesuai data, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Gianyar yang sudah ditangani oleh UPTD PPA Tahun 2023 sebanyak 49 kasus dan Tahun 2024 sampai bulan Agustus sebanyak 24 kasus,” kata Darmadi.
Kekerasan terhadap perempuan membawa dampak yang panjang, tidak hanya fisik tapi juga psikis, hingga hubungan sosial yang terganggu. "Maka dari itu mari kita hentikan segala kekerasan apapun alasannya,” kata Darmadi.
Pemerintah telah menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang diperuntukkan dalam upaya penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Pemerintah juga telah membentuk beberapa layanan yang dapat dimanfaatkan ketika membutuhkan bantuan hukum dan psikologis seperti UPTD PPA (Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) serta PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga).
Sosialisasi menghadirkan dari unsur pemerintah daerah, camat, dan kelurahan. Narasumber dari Ikatan Psikologi Klinis Indonesia Wilayah Bali Kadek Isma Melandari SPsi dan Nyoman Ayu Sukma Pramestisari dari Pusat Kajian Gender, Perempuan dan Anak Universitas Udayana.
Darmadi berharap peserta sosialisasi dapat menjadi pelopor dan pelapor bila melihat, menemukan atau mengetahui kekerasan terhadap perempuan di lingkungan masing-masing. 7 nvi
Komentar