Ekonomi Bali Membaik, Kinerja Pegadaian Positif
Omzet tumbuh 25,09 persen, jumlah nasabah mencapai 1,5 juta orang
DENPASAR, NusaBali
Perekonomian Bali yang terus membaik berdampak positif terhadap kinerja bisnis Pegadaian Kanwil Denpasar. Hal ditunjukkan pertumbuhan bisnis Pegadaian. Diantaranya omzet sampai dengan Juli sebesar Rp13,9 triliun, tumbuh 25,09 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Kemudian jumlah nasabah sebanyak 1,5 juta, tumbuh 10 persen dibanding Desember 2023.
Selanjutnya outstanding loan (OSL) atau pinjaman yang beredar sebesar Rp8,3 triliun, tumbuh 20,87 persen dibandingkan posisi Desember 2023.
Hal tersebut disampaikan Kepala Departemen Bisnis Support PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar Joseph Ariesta Kuncoro didampingi Kepala Bagian Humas dan Protokoler Komang Hary Wibawa, Selasa (27/8).
Dikatakan pertumbuhan OSL 20,87 persen tersebut di support semua produk pegadaian. Diantaranya dari produk gadai tumbuh 21,23 persen, produk non gadai tumbuh 10.52 persen dan produk emas tumbuh 77,88 persen.
“Pertumbuhan luar biasa dari bisnis emas tersebut diperkirakan dipicu karena kenaikkan harga emas dunia,” ujar Joseph.
Pada akhir tahun lalu harga emas Rp900 ribu per gram, sekarang sudah Rp1,4 juta per gram. “Jadi itu salah satu juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi, termasuk di pegadaian,” ujarnya.
Joseph juga menyatakan pegadaian memberi support terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan harapan agar lebih maju dan meningkatkan kesejanteraan, melalui Program Gadai Prenuer, memberi pelatihan kepada UMKM.
“Itu seperti sekolah,” ujarnya. UMKM yang sudah mendaftar dibekali dengan pelatihan pendidikan. Mulai dari bagaimana cara melakukan pemasaran, branding packaging-nya, penjualan, termasuk fasilitas mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
“Sampai saat ini ada sekitar 300 UMKM, yang telah ikut ‘Gadai Preneur’. “Demikian juga di setiap event, misalnya bazar, pekan raya yang mengundang banyak masyarakat, Pegadaian juga melibatkan UMKM. Dukungan tersebut selain bantuan teknis, juga dukungan pembiayaan,” terangnya.
Dikatakan ‘Gadai Preneur’ sudah ada sejak 2-3 tahun. UMKM yang sudah dididik, diharapkan naik kelas.
“Tak sekadar berhenti, atau hidup saja. Namun lebih dari itu, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM,” kata Joseph. K17.
Komentar