Dishub Bali: Operator Taksi Mesti Profesional Awasi Armada
MANGUPURA, NusaBali.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali meminta pihak operator mengawasi ketat armada taksi yang beroperasi di jalanan Pulau Dewata. Untuk menyediakan layanan terbaik, operator taksi mesti profesional mengawasi armada yang mengaspal.
Kepala Dishub Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengaku kesulitan mengawasi satu persatu taksi di Bali yang jumlahnya kini sekitar 3.150 armada. Selain armada taksi, Dishub Bali juga mesti mengawasi bus hingga angkutan barang. Termasuk harus mengawasi angkutan sewa khusus (online) yang jumlahnya mencapai 10.300 unit di Bali.
“Pengawasan itu seharusnya dilakukan oleh masing-masing fleet (armada) operator,” ujar Samsi, pada diskusi bertajuk Find The #TrueBlue, Find the True Happines, di Kuta Selatan, Badung, Selasa (28/8/2024).
Samsi mengatakan, tidak semua fleet operator profesional dalam mengawasi armada di bawahnya. Sebagian besar fleet operator di Bali, kata Samsi, sifatnya koperasi tanpa manajemen yang memadai. Armada pun dimiliki masing-masing driver.
“Kendaraannya milik perorangan kemudian disatukan dalam satu grup,” jelasnya.
Taksi-taksi yang dimiliki oleh individu itu yang kerap bermasalah dalam memberikan pelayanan. Seperti, mematok tarif seenaknya. Untuk memudahkan pengawasan, Samsi meminta agar koperasi taksi yang memiliki mobil. Sehingga taksi tidak dimiliki perorangan.
"Kami minta koperasi ini switch, tidak lagi (taksi) dimiliki per orang," ujarnya.
Untuk diketahui, sempat viral di media sosial penumpang diperas oleh sopir taksi di Bali. Wisatawan tersebut diharuskan membayar ongkos sebesar Rp400 ribu dari Seminyak ke Kuta. Penumpang dan sopir taksi itu pun sempat cekcok.
Chief Marketing Officer PT Blue Bird Mediko Azwar mengungkapkan Blue Bird kerap kena imbas jika ada taksi nakal. Sebab, penumpang maupun wisatawan kerap menyangka taksi nakal itu dikelola oleh Blue Bird.
Ada 1.239 armada Blue Bird yang mengaspal di Bali. Menurut Mediko, penumpang atau wisatawan di Bali belum bisa membedakan taksi Blue Bird atau bukan. Apalagi, sejumlah taksi di Pulau Dewata berwarna biru dan berlogo burung.
Blue Bird sendiri telah menerapkan argometer berbasis Internet of Things (IoT) sehingga tarif yang dikenakan kepada penumpang semakin transparan. “Semuanya kita harapkan bisa mensosialisasikan dan memberikan edukasi supaya orang makin tahu bagaimana membedakan,” ujar Mediko.
1
Komentar