Tingkatkan Kesiapsiagaan Gempa, SLBN 2 Denpasar Gelar Simulasi
DENPASAR, NusaBali - Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Denpasar di Jalan Pendidikan, Sidakarya, Denpasar Selatan, Rabu (28/9) pagi, mengadakan simulasi mitigasi bencana gempa bumi sebagai bagian dari program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Program ini resmi diluncurkan pada 28 dan 29 Agustus 2024 dengan fokus pada simulasi kedaruratan gempa bumi dan kunjungan ke sekolah yang telah menerapkan SPAB, salah satunya di SLBN 2 Denpasar.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pendidik dan tenaga kependidikan SLBN 2 Denpasar, BPBD Provinsi Bali, BPBD Kota Denpasar, Dinas Dikpora Provinsi Bali, Dinas Pendidikan Kota Denpasar, Forum PRB, PMI Provinsi Bali, Plan Indonesia, dan Prudential Indonesia. Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan sekolah dalam menghadapi bencana dan memastikan bahwa anak-anak serta guru-guru mengetahui prosedur yang harus diikuti.
Executive Director of Yayasan Plan International Indonesia Dini Widiastuti, menjelaskan bahwa simulasi ini merupakan bagian dari program SPAB yang lebih luas. “Kita melakukan simulasi mitigasi bencana untuk memastikan anak-anak, khususnya di SLB ini, tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Ini bukan hanya simulasi, tetapi juga melibatkan kesiapan sekolah secara keseluruhan, termasuk regulasi dan kurikulum,” ujarnya.
Widiastuti menambahkan bahwa program ini menargetkan untuk melibatkan lebih dari 10.000 peserta didik dan guru di Jogjakarta dan Bali. Di SLBN 2 Denpasar, ada sekitar 250 siswa yang terlibat dalam simulasi ini. “Ke depannya kita akan ada simulasi lagi secara bertahap, memang tidak semua anak dilibatkan saat simulasi kali ini, nanti bergantian agar lebih efektif,” ucapnya.
Di Bali, Yayasan Plan International Indonesia melanjutkan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang sebelumnya dilaksanakan di Jogjakarta. Program mitigasi bencana ini dimulai sejak 2022, dengan fokus pada daerah rawan bencana seperti Bali. Mengingat Indonesia adalah negara yang sering mengalami bencana terbukti dari 1.200 kasus bencana yang tercatat pada 2023.
Salah seorang guru di SLBN 2 Denpasar Gung Mas, yang mendampingi Putu Santi Purnama Dewi murid kelas 11, menjelaskan tentang prosedur saat terjadi gempa. “Kalau ada gempa, kami diinstruksikan untuk masuk ke bawah meja, lindungi kepala dengan tangan, dan menjauh dari kaca. Setelah gempa berhenti, siswa harus jalan pelan-pelan menuju jalur evakuasi,” ujarnya.
Gung Mas juga menyoroti kendala seperti komunikasi dengan siswa tuna rungu, di mana ada sebuah lampu yang telah disiapkan sebagai peringatan.
Kasi Pelayanan Kegawatdaruratan BPBD Provinsi Bali Putu Wita, memberikan tanggapan positif tentang simulasi tersebut. “Meskipun ini adalah simulasi pertama di SLB, saya rasa sudah cukup baik. Anak-anak dapat mengikuti instruksi dengan tertib dan tidak panik. Evaluasi akan tetap dilakukan untuk perbaikan ke depan,” katanya.
Wita juga menjelaskan bahwa dalam situasi bencana, SOP melarang keluar dari tempat berlindung selama gempa masih berlangsung. Dia juga menekankan pentingnya penanganan khusus untuk anak-anak disabilitas, termasuk komunikasi dan arahan yang tepat dari guru. Selain di sekolah ini, BPBD Provinsi Bali juga telah mengimplementasikan kebijakan untuk melakukan simulasi bencana setiap bulan, berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 434/04-G/HK/2021. 7 cr79
1
Komentar