nusabali

Diabaikan Pabrik, Harga Ikan Lemuru Anjlok

  • www.nusabali.com-diabaikan-pabrik-harga-ikan-lemuru-anjlok

NEGARA, NusaBali - Para nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Desa Pengembangan, Kecamatan Negara, Jembrana, menjerit, Jumat (30/8). Masalahnya, ikan lemuru yang menjadi hasil tangkapan nelayan setempat tidak terserap atau dibeli pabrik-pabrik pengolahan ikan.

Meskipun ada pembeli, namun harga ikan ini merosot hingga 50 persen dari harga normal. Dari informasi, ada sekitar 100 ton ikan lemuru hasil tangkapan nelayan yang sempat terkatung-katung di PPN Pengambengan sejak pagi. Ikan hasil tangkapan nelayan itu sempat terbengkalai di atas perahu karena ada informasi sidak dan penutupan beberapa pabrik pengolahan ikan di Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. 

Hal itu pun berdampak terhadap pabrik-pabrik di Pengambengan yang kebanyakan adalah anak perusahaan pabrik-pabrik di Muncar juga tidak membeli ikan. Mengingat pabrik-pabrik di Pengambengan juga biasa mengambil ikan dari pelabuhan setempat untuk disalurkan ke Muncar. 

Namun memasuki Jumat siang kemarin, akhirnya ada salah satu pabrik setempat yang mau membeli ikan tangkapan nelayan tersebut. Namun ikan lemuru yang biasa diambil pabrik dengan kisaran harga Rp 2.500-3.500 per kilogram (kg), hanya dihargai Rp 1.5000 per kg. 

"Kalau kemarin (dua hari lalu, red) harganya masih Rp 3.200 per kg. Daripada tidak terjual, tepaksa jual rugi," ujar Dahlan, 30, salah satu belantik ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPN Pengambengan, Jumat siang kemarin. 

Menurut Dahlan, anjloknya harga ikan lemuru ini tentunya sangat merugikan nelayan ataupun para belantik ikan. Bahkan karena kesulitan menjual ikan, dirinya mengaku bahwa ada beberapa nelayan yang tepaksa membuang ikan hasil tangkapan mereka. 

"Ya karena memang dari pagi sudah nunggu-nunggu tapi tidak ada yang beli. Daripada membusuk di atas kapal, ada yang dibuang. Apalagi yang nelayan-nelayan kecil tidak punya tempat. Di mana mau taruh," ucap Dahlan ditemani beberapa belantik ikan lainya.

Foto: Sejumlah anggota DPRD Jembrana bersama Kadis PKP Jembrana I Ketut Wardana Naya saat meninjau situasi di PPN Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (30/8) siang. -IB DIWANGKARA

Adanya persolan itu juga sempat diatensi beberapa anggota DPRD Jembrana termasuk Kadis Perikanan, Kelautan, dan Perhubungan (PKP) Jembrana yang turun meninjau situasi ke PPN Pengambengan. Anggota DPRD Jembrana I Ketut Suastika Cohok mewakili beberapa rekannya menyatakan, akan berupaya mencarikan solusi agar tidak terjadi permasalahan yang sama.

"Saya sudah hubungi Dinas Perindustrian untuk mengecek lebih lanjut dan mengumpulkan pabrik-pabrik yang biasa mengambil ikan di Pengambengan ini. Sehingga untuk meyakinkan kepastian daripada nelayan," ucap Suastika Cohok.

Untuk solusi jangka pendek, kata Suastika Cohok, para nelayan diharapkan membatasi atau menyesuaikan penangkapan ikan sebelum ada kepastian berapa besar kebutuhan pabrik yang akan menyerap hasil tangkapan mereka. Hal itu pun diharapkan bisa mencegah kerugian nelayan. 

"Itu solusi jangka pendeknya. Jadi permasalahan yang tadi pagi (kemarin, red) syukur sudah selesai. Meskipun dari sisi harga anjlok. Tetapi meski dikata apa, kita memang tidak bisa mengintervensi pabrik, apalagi urusan harga," ujar politisi PDIP asal Desa Tuwed, Kecamatan Melaya ini. 

Namun untuk ke depannya, Suastika Cohok menegaskan, harus ada upaya kongkrit pemerintah agar hasil tangkapan nelayan bisa terserap dengan harga yang stabil. "Nanti kita harap pemerintah berusaha mencari solusi agar hasil tangkapan nelayan terserap dan juga tidak rugi dengan hasil tangkapan. Terutama bisa diserap habis pabrik dan harga juga bisa stabil," ucapnya.

Kepala Dinas PKP Jembrana I Ketut Wardana Naya mengatakan, juga akan segera berkordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan tidak ada persoalan serupa ke depannya. "Yang hari ini (kemarin, red), ikan sudah terserap. Namun untuk hari selanjutnya, agar nelayan punya kepastian, kami bekerjasama dengan Perindustrian akan berkoordinasi dengan pihak pabrik sehingga ke depan ikan nelayan bisa terserap semuanya," ujarnya. 

Wardana Naya mengaku, tentunya tidak bisa mengintervensi harga ikan. Namun, dirinya bersama dengan dinas terkait juga akan berupaya mencari solusi agar nelayan tidak terus merugi. "Kita juga bekerjasama dengan Perindustrian untuk mencari solusi jangka panjang. Temasuk kita juga akan kordinasi dengan LH (Lingkungan Hidup)," ujarnya.7ode

Komentar