Antisipasi Mpox, Pelaku Pariwisata Terapkan CHSE
GIPI Bali menyebut, penerapan CHSE ini tak ubahnya pada waktu pandemi Covid-19.
DENPASAR, NusaBali
Kalangan pelaku pariwisata menerapkan protokol kesehatan berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE. Penerapan CHSE untuk mengantisipasi mewabahnya penyakit cacar monyet yang disebabkan oleh virus Mpox. Penerapan CHSE ini tak ubahnya pada waktu pandemi Covid-19 (2020-2022).
“Itu (cacar monyet) sudah menjadi perhatian WHO, itu berarti serius,” ujar I Nyoman Astama, Wakil Ketua III Gabungan Industri Pariwisata Bali (GIPI Bali) pada Jumat (30/8).
“Nah untuk di Bali, kita pertegas kembali penerapan CHSE, pola hidup sehat,” imbuhnya.
Menurut Astama, penyakit cacar monyet tidak berstatus pandemi. Walau demikian, masyarakat khususnya industri pariwisata harus waspada dengan menerapkan kembali CHSE kepada pengunjung. “Pemerintah perlu lagi melakukan sosialisasi kepada komunitas-komunitas seperti banjar-banjar, itu akan lebih efektif,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkomdewi) Bali I Made Mendra Astawa. Dia menyatakan agar semua pihak mematuhi warning dari pemerintah terkait penyakit cacar monyet. Kepatuhan itu bentuk kewaspadaan, bukan bermaksud untuk membuat pesemis. “Pariwisata itu kan sangat rentan terhadap isu-isu keamanan, bencana alam dan kesehatan. Jadi memang harus waspada,” ujarnya.
Kata dia, pandemi Covid-19 memberi pembelajaran, di mana pariwisata Bali sekarat karenanya. “Jangan sampai dampak dari penyakit terulang kembali,” ucapnya.
Mendra Astawa pun mengajak semua pihak mematuhi apa yang telah diinstruksikan pemerintah terkait penyakit cacar monyet. “Mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan masyarakat,” ajaknya.
Sebelumnya, dalam rangka mengantisipasi peningkatan kasus Mpox, Bandara Ngurah Rai memperketat langkah-langkah pencegahan. Salah satunya dengan memasang tiga unit thermal scanner di area terminal kedatangan internasional.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan, mengatakan langkah ini dilakukan sebagai respons atas peningkatan kasus Mpox akhir-akhir ini. “Kami senantiasa berkoordinasi secara intensif dengan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Denpasar untuk memastikan pencegahan penyebaran Mpox di Bali berjalan dengan baik,” kata Handy, Kamis (22/8).
Dijelaskan, alat thermal scanner yang ditempatkan di area kedatangan internasional tersebut berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang yang tiba di Bali. Dengan adanya alat ini, diharapkan dapat dengan cepat mengidentifikasi penumpang yang memiliki gejala awal Mpox, seperti demam tinggi, sehingga dapat segera dilakukan tindakan pencegahan lebih lanjut. Sementara, apabila terdapat penumpang yang terindikasi terjangkit Mpox, Handy menjelaskan petugas bandara akan segera berkoordinasi dengan BBKK Denpasar.
“Penumpang yang terindikasi akan langsung dibawa ke ruang isolasi di klinik BBKK yang berada di terminal internasional. Di sana, mereka akan mendapatkan pemeriksaan awal sebelum dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya. 7 k17, ol3
Komentar