nusabali

Respons Paslon Pilgub Bali Diajak Kampanye Tanpa Baliho

  • www.nusabali.com-respons-paslon-pilgub-bali-diajak-kampanye-tanpa-baliho

DENPASAR, NusaBali.com - KPU Provinsi Bali hendak mencanangkan green election (pemilu hijau) untuk Pilkada 2024 dengan pengurangan penggunaan atribut kampanye berbahan plastik sekali pakai. Namun, niat baik KPU ini baru bisa berjalan jika disepakati bersama peserta pilkada.

Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan menuturkan, keindahan Bali selama kampanye pilkada tidak boleh diganggu. Apalagi sebagai daerah pariwisata, keelokan tata kota jangan sampai dirusak baliho-baliho liar di pinggir jalan.

Selain itu, permasalahan sampah di Bali juga sangat mendesak. Dengan menimimalisir penggunaan alat peraga kampanye (APK) berbahan plastik sekali pakai seperti baliho dan spanduk, hal ini sejalan dengan semangat Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pengurangan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

"Kami akan minta komitmennya (kandidat soal pemilu hijau). Kami rancang di Denpasar dan Badung itu bisa zero (nol) baliho karena infrastrukturnya sudah siap," tegas Lidartawan usai menerima pendaftaran bakal pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali di Denpasar, Kamis (29/8/2024).

Pemilu hijau ini juga jadi poin yang ditekankan berulang oleh KPU Bali dalam sambutan resmi ketika menerima paslon di ruang pendaftaran. Lantas, bagaimana komitmen verbal para paslon terhadap ajakan KPU Bali ini?

Dua bakal paslon Pilgub Bali yang mendaftar ke KPU yakni Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) dan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) sama-sama memberikan respons positif. Secara verbal/lisan, mereka berkomitmen atas ajakan KPU Bali itu.

"Kami sangat setuju. Karena prinsip dan nilai kearifan lokal yang tercantum dalam visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali adalah bagaimana membangun Bali ini agar berkualitas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan," ungkap Koster saat jumpa pers usai pendaftaran, Kamis siang.

Koster-Giri menilai, kampanye pilkada di daerah wisata seperti Bali harus mengedepankan estetika dan keberlanjutan. Mengurangi penggunaan baliho mendukung promosi Bali yang ramah lingkungan, berbudaya, indah, dan bersih sehingga hajatan politik tidak menggangu pariwisata.

Di sisi lain, baliho 'Giri Prasta untuk Bali' yang dipasang pendukungnya sejak sebelum PDIP merekomendasikannya jadi pedamping Koster bertebaran ke pelosok-pelosok Bali, termasuk di wacana lokus zero baliho yakni Denpasar dan Badung. Berkenaan hal ini, Giri menginstruksikan pendukungnya mencopot baliho-baliho itu.

"Kami akan meminta para pendukung Giri Prasta (saya) untuk melaksanakan pembersihan terhadap baliho itu," ujar Giri menjawab komitmennya terhadap pemilu hijau di hadapan pendukung saat jumpa pers di KPU Bali, Kamis siang.

Sementara itu, Mulia-PAS juga menyampaikan komitmen lisan yang senada. Muliawan Arya alias De Gadjah menegaskan, bakal mengikuti imbauan KPU Bali terkait pemilu hijau.

"Apa imbauan KPU, kami berdua akan ikuti dan lakukan. Bagaimana pun menjaga kebersihan atau menjaga lingkungan itu adalah bagian dari salah satu misi kami," tegas De Gadjah saat jumpa pers usai pendaftaran di KPU Bali, Kamis siang.

Di kesempatan sebelum-sebelumnya, De Gadjah selaku Ketua DPD Gerindra Bali juga telah menunjukkan kesepahamannya dengan pemilu hijau yang dicanangkan KPU. Kata dia, jika berurusan dengan kelestarian lingkungan, tidak perlu menunggu diatur dulu untuk melakukannya.

Hanya saja, ia berharap semua pihak yang berkepentingan di pilkada kali ini seiya sekata agar nantinya tidak jomplang. Di satu sisi, imbauan pemilu hijau itu ditaati sebagian pihak sedangkan sebagian pihak lain malah tidak mengindahkan dan tetap jor-joran pasang baliho.

Untuk diketahui, KPU Bali mencanangkan pemilu hijau dengan meminimalisir penggunaan baliho ini tidak hanya diterapkan di level Pilgub. Pilbup/Pilwalkot pun masuk radar. Lidartawan selaku Ketua KPU Bali bakal mengumpulkan kandidat di semua level untuk membahas wacana pemilu hijau ini. *rat

Komentar