nusabali

IAPF Hadirkan Wirausaha Sosial Angkat Peran Sentral Perempuan

  • www.nusabali.com-iapf-hadirkan-wirausaha-sosial-angkat-peran-sentral-perempuan

MANGUPURA, (ANTARA) - Forum Parlemen Indonesia-Afrika (IAPF) 2024 menghadirkan wirausaha sosial yang mengangkat peran sentral perempuan dalam upaya memajukan pembangunan ekonomi mulai dari lingkungan keluarga hingga berkontribusi kepada negara.

“Kita dapat kerja sama untuk meningkatkan partisipasi perempuan khususnya di sektor ekonomi dan politik,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani di sela IAPF 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (1/9/2024).

Menurut dia, perempuan dapat berperan lebih besar di masyarakat jika diberikan kesempatan. Ia menganggap hubungan Afrika dan Indoneia tidak hanya menyangkut hubungan sejarah, namun juga upaya mengeksplorasi peluang kerja sama berbagai sektor masa depan.

Untuk itu, Puan menegaskan Indonesia-Afrika harus membangun hubungan yang saling menguntungkan, saling menghormati, saling menghargai keberagaman, dan berdasar kesetaraan.

Sementara itu, salah satu wirausaha sosial yang mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan “suara perempuan” dalam sesi khusus IAPF 2024 yakni Pendiri Du’anyam Hanna Keraf.

“Perempuan bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri karena dia dapat meningkatkan ekonomi,” katanya.

Ia mengharapkan upaya pemberdayaan perempuan tersebut dapat menjadi inspirasi kepada pemangku kebijakan di negara-negara Afrika.

Pasalnya, lanjut dia, Indonesia dan Afrika memiliki kemiripan budaya termasuk patriaki yang masih menjadi sistem sosial yang banyak terjadi saat ini.

“Sehingga peran perempuan justru di dalam ekonomi itu menjadi sangat terpusat dan bagaimana kita itu bisa memanfaatkan budaya yang sudah ada turun temurun menjadi bisa dimonetisasi,” imbuhnya.

Dalam bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) Du’a berarti ibu dan anyaman berarti menganyam atau wirausaha sosial yang menganyam dilakukan oleh perempuan atau ibu-ibu.

Sejak berdiri pada 2014, sekitar 1.600 perempuan di 54 desa di NTT, Kalimantan Selatan dan Papua mendapatkan pembinaan sekaligus memproduksi kerajinan tangan.

“Melalui konsep wirausaha sosial ini ternyata bisa melibatkan lebih banyak perempuan di dalam pembangunan,” katanya sembari menambahkan karya para ibu dan perempuan itu kini tersebar tak hanya pasal dalam negeri tapi juga luar negeri.

Komentar