Kolaborasi Multistakeholder Dorong Konservasi Air dan Budidaya Kopi Berkelanjutan di Badung
MANGUPURA, NusaBali.com – Sebuah inisiatif kolaboratif telah diluncurkan di Kabupaten Badung dengan tujuan mengatasi masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung. Program Jasa Lingkungan yang digagas oleh Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) Badung, didukung oleh PT Tirta Investama – Pabrik Mambal (AQUA Mambal), serta sejumlah perusahaan pariwisata lainnya, kini menjadi harapan baru bagi petani kopi di Banjar Jempanang, Desa
Penulis : Mao
Editor : lan
Program ini resmi diluncurkan pada 29 Agustus 2024 melalui penandatanganan kesepakatan antara Forum TJSP Kabupaten Badung, Kelompok Tani Jempanang Lestari, dan beberapa pelaku usaha pariwisata. Skema insentif jasa lingkungan sebesar Rp5.662.500 per hektare per tahun akan diberikan kepada petani kopi di wilayah tersebut selama tiga tahun, mulai dari 2024 hingga 2027.
I Gede Suarsa, Ketua Forum TJSP Badung, menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam menjaga keberlangsungan program ini. “Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak adalah kunci keberhasilan program ini. Saat ini, sudah ada dua perusahaan pariwisata yang ikut berpartisipasi bersama AQUA Mambal dalam program jasa lingkungan ini,” ujar Suarsa.
Banjar Jempanang, yang terletak pada ketinggian 1.507 meter di atas permukaan laut dengan luas lahan pertanian 132,168 hektare, telah mengalami penurunan hasil produksi kopi akibat perubahan iklim. Produksi kopi yang menurun sejak 2017, kini diharapkan akan kembali meningkat melalui program agroforestri yang ramah lingkungan. Program ini melibatkan pembuatan rorak, sebuah teknik konservasi air yang tidak hanya membantu peresapan air ke dalam tanah tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman kopi.
Asisten II Kabupaten Badung, Ida Bagus Putu Arjana, menyambut baik inisiatif ini dan berharap perusahaan lainnya juga turut serta dalam program serupa. “Tiga perusahaan yang telah berpartisipasi, termasuk AQUA Mambal, akan menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan, terutama di daerah hulu DAS Ayung,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani Jempanang Lestari, I Wayan Timped, mengungkapkan bahwa program ini membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani. “Tanaman kopi tidak hanya menjadi sumber pendapatan kami, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan air di wilayah ini,” katanya.
Plant Director AQUA Mambal, Ketut Muwaranata, menegaskan komitmen perusahaannya untuk mendukung program ini. “Kami berkomitmen tidak hanya dalam menjalankan bisnis tetapi juga dalam pengelolaan sosial dan lingkungan melalui program pemberdayaan masyarakat untuk keberlanjutan dan kemandirian,” ujarnya.
Dengan program ini, diharapkan Jempanang akan menjadi model keberhasilan konservasi air dan budidaya kopi yang berkelanjutan di Bali. Kolaborasi ini bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga sebagai investasi untuk masa depan yang lebih hijau di Pulau Dewata.
Komentar