Giri Prasta: Bandara Bali Utara Jangan Dijadikan Komoditas Politik, Kasihan Masyarakat Buleleng
MANGUPURA, NusaBali.com - Bupati Badung sekaligus bakal Calon Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta merespons wacana pembangunan Bandara Bali Utara yang kembali ramai jelang Pilkada 2024 usai diperbincangkan saat kampanye Pilpres 2024 lalu.
Pembangunan Bandara Bali Utara ini menjadi salah satu janji politik Prabowo-Gibran di Bali. Saat kampanye di Singaraja dan Denpasar, Gibran Rakabuming Raka yang kala itu masih Calon Wakil Presiden menjanjikan realisasi Bandara Bali Utara kepada masyarakat Pulau Dewata.
Wacana pendirian bandara baru yang disebut untuk pemerataan ekonomi di Bali bagian utara dan sekitarnya ini kembali hangat sebab jadi bagian dari program rival Koster-Giri, yakni bakal paslon Mulia-PAS.
Bakal Calon Gubernur Bali Made Muliawan Arya (De Gadjah) mengakui, salah satu alasan mantan Bupati Buleleng dua periode Putu Agus Suradnyana menjadi wakilnya adalah demi mewujudkan Bandara Bali Utara. Dan Mulia-PAS menegaskan, bakal mewujudkan janji politik Prabowo-Gibran itu.
"Seharusnya Beliau (PAS) yang saya dampingi, tapi akhirnya Beliau mau mendampingi saya dan salah satu alasannya adalah Bandara Bali Utara itu," kata De Gadjah ditanya soal tindak lanjut janji politik Prabowo-Gibran itu saat jumpa pers usai pendaftaran Pilgub Bali, Kamis (29/8/2024) lalu.
Menanggapi wacana lama yang kembali mengemuka ini, Giri Prasta menyatakan mendukung langkah-langkah pemerataan ekonomi dan pembangunan di Bali. Tapi, ia meminta agar wacana Bandara Bali Utara tidak dijadikan komoditas di tahun-tahun politik.
"Dukung, pasti dukung penuh. Ingat ya, jangan sampai setiap hajatan pilgub ini dijadikan komoditas (politik)," ungkap Giri kepada wartawan usai melantik Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Badung di Puspem Badung, Senin (2/9/2024).
Giri mengaku pernah tiga kali mengikuti pembahasan pembangunan Bandara Bali Utara ini. Hitung-hitungan yang diperlukan tidak sedikit dan langkah awalnya berasal dari pemerintah pusat melalui penetapan lokasi (penlok) yang diikuti pembebasan lahan.
Kemudian, harus dipikirkan pula prospek investasinya dan siapa yang bakal berinventasi di proyek itu. Lantas, perlu juga dihitung apakah cukup prospektif frekuensi atau lalu lintas penerbangan ke Bali utara, yang mana akan melibatkan pihak maskapai.
"Prinsipnya kami setuju, cuma yang mengambil tidak ada. Baru isu-isu saja. (Soal Megawati pernah mengkritisi) itu kan karena sudah tidak memungkinkan berdasarkan penlok," jelas Giri yang merupakan pasangan bakal Calon Gubernur Wayan Koster.
Tahun 2022 silam, proyek Bandara Bali Utara ini dicoret pemerintah dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Diketahui, alasan utama pencoretan adalah tidak adanya progres dari bandara yang direncanakan berada di lepas pantai Kubutambahan, Buleleng itu.
"Sekali lagi, ini jangan dijadikan konsumsi (politik). Kasihan masyarakat Buleleng. Tapi, kalau besok-besok benar dikeluarkan penlok, saya yakin dan percaya satu pun masyarakat Bali tidak akan menolak," ungkap Giri yang juga Ketua DPC PDIP Badung ini.
Di sisi lain, De Gadjah menegaskan, pembangunan Bandara Bali Utara tidak bisa ujug-ujug. Ia mengakui memerlukan proses dan penyediaan konektivitas menuju ke titik lokasi bandara. Termasuk, potensi mengkoneksikan bandara dengan LRT yang akan sedang dibangun. *rat
Wacana pendirian bandara baru yang disebut untuk pemerataan ekonomi di Bali bagian utara dan sekitarnya ini kembali hangat sebab jadi bagian dari program rival Koster-Giri, yakni bakal paslon Mulia-PAS.
Bakal Calon Gubernur Bali Made Muliawan Arya (De Gadjah) mengakui, salah satu alasan mantan Bupati Buleleng dua periode Putu Agus Suradnyana menjadi wakilnya adalah demi mewujudkan Bandara Bali Utara. Dan Mulia-PAS menegaskan, bakal mewujudkan janji politik Prabowo-Gibran itu.
"Seharusnya Beliau (PAS) yang saya dampingi, tapi akhirnya Beliau mau mendampingi saya dan salah satu alasannya adalah Bandara Bali Utara itu," kata De Gadjah ditanya soal tindak lanjut janji politik Prabowo-Gibran itu saat jumpa pers usai pendaftaran Pilgub Bali, Kamis (29/8/2024) lalu.
Menanggapi wacana lama yang kembali mengemuka ini, Giri Prasta menyatakan mendukung langkah-langkah pemerataan ekonomi dan pembangunan di Bali. Tapi, ia meminta agar wacana Bandara Bali Utara tidak dijadikan komoditas di tahun-tahun politik.
"Dukung, pasti dukung penuh. Ingat ya, jangan sampai setiap hajatan pilgub ini dijadikan komoditas (politik)," ungkap Giri kepada wartawan usai melantik Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Badung di Puspem Badung, Senin (2/9/2024).
Giri mengaku pernah tiga kali mengikuti pembahasan pembangunan Bandara Bali Utara ini. Hitung-hitungan yang diperlukan tidak sedikit dan langkah awalnya berasal dari pemerintah pusat melalui penetapan lokasi (penlok) yang diikuti pembebasan lahan.
Kemudian, harus dipikirkan pula prospek investasinya dan siapa yang bakal berinventasi di proyek itu. Lantas, perlu juga dihitung apakah cukup prospektif frekuensi atau lalu lintas penerbangan ke Bali utara, yang mana akan melibatkan pihak maskapai.
"Prinsipnya kami setuju, cuma yang mengambil tidak ada. Baru isu-isu saja. (Soal Megawati pernah mengkritisi) itu kan karena sudah tidak memungkinkan berdasarkan penlok," jelas Giri yang merupakan pasangan bakal Calon Gubernur Wayan Koster.
Tahun 2022 silam, proyek Bandara Bali Utara ini dicoret pemerintah dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Diketahui, alasan utama pencoretan adalah tidak adanya progres dari bandara yang direncanakan berada di lepas pantai Kubutambahan, Buleleng itu.
"Sekali lagi, ini jangan dijadikan konsumsi (politik). Kasihan masyarakat Buleleng. Tapi, kalau besok-besok benar dikeluarkan penlok, saya yakin dan percaya satu pun masyarakat Bali tidak akan menolak," ungkap Giri yang juga Ketua DPC PDIP Badung ini.
Di sisi lain, De Gadjah menegaskan, pembangunan Bandara Bali Utara tidak bisa ujug-ujug. Ia mengakui memerlukan proses dan penyediaan konektivitas menuju ke titik lokasi bandara. Termasuk, potensi mengkoneksikan bandara dengan LRT yang akan sedang dibangun. *rat
1
Komentar