Selain Rp 1 Miliar per Banjar Adat, Suyasa Mau Naikkan PAD Badung Sampai 15 Triliun
MANGUPURA, NusaBali.com - Selain melempar program Rp 1 miliar untuk banjar adat per tahun, bakal Calon Bupati Badung I Wayan Suyasa juga melontarkan janji politik bernada populis lainnya yakni mengerek Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung ke Rp 15 triliun.
"Jika kami dipercaya, diberikan kesempatan mengabdi di Kabupaten Badung, kami akan fokus peningkatan PAD antara Rp 12-15 triliun," kata Suyasa didampingi wakilnya I Putu Alit Yandinata saat jumpa pers di Abiansemal, Badung, Selasa (3/9/2024).
Kata Suyasa, pemerintahan Suyadinata nanti berambisi membuat rekor PAD hingga Rp 15 triliun per tahun anggaran. Sementara saat ini, PAD Badung 2024 terakhir dirancang Rp 11,2 triliun dan tahun 2025 dirancang sebesar Rp 10,4 triliun.
Dengan PAD sebanyak itu, Suyasa menilai, tidak ada yang tidak bisa dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan rakyat Badung. Ambisi mencapai PAD sebesar ini juga jadi langkah membekingi program populisnya yakni hibah Rp 2 dan 1 miliar ke desa adat dan banjar adat setiap tahun anggaran.
"Ini (nanti) adalah pendapatan kita sendiri di Badung. Apa yang tidak bisa kami perbuat untuk kepentingan masyarakat Badung dengan PAD begitu besar. Inilah penghargaan kepada krama Badung, terutama dalam adat, seni, dan budaya," imbuh Suyasa yang juga mantan Wakil Ketua I DPRD Badung ini.
Sebagai episentrum pariwisata di Bali, Badung memang memanen pendapatan daerah dari pajak hotel dan restoran (PHR). Diketahui, 80 persen lebih PAD Badung berasal dari sektor pariwisata.
Lantas apa langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai PAD sebesar itu? Suyasa merancang pengerek pendapatan daerah itu di berbagai lini, khususnya di lini Perusahaan Umum Daerah (Perumda) dan infrastruktur.
"Saya sudah pikirkan, banyak perusahaan daerah yang bisa dibuat untuk menambah PAD. Salah satu contoh nanti dikoordinasikan dengan pusat untuk tempat pelabuhan pesiar satu di Badung," buka Suyasa yang merupakan Ketua DPD II Golkar Badung.
Selain itu, Suyasa juga menilai potensi Badung tidak sebatas pariwisata saja. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga kekuatan ekonomi kerakyatan yang sama pentingnya di dalam perekonomian Gumi Keris. *rat
Kata Suyasa, pemerintahan Suyadinata nanti berambisi membuat rekor PAD hingga Rp 15 triliun per tahun anggaran. Sementara saat ini, PAD Badung 2024 terakhir dirancang Rp 11,2 triliun dan tahun 2025 dirancang sebesar Rp 10,4 triliun.
Dengan PAD sebanyak itu, Suyasa menilai, tidak ada yang tidak bisa dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan rakyat Badung. Ambisi mencapai PAD sebesar ini juga jadi langkah membekingi program populisnya yakni hibah Rp 2 dan 1 miliar ke desa adat dan banjar adat setiap tahun anggaran.
"Ini (nanti) adalah pendapatan kita sendiri di Badung. Apa yang tidak bisa kami perbuat untuk kepentingan masyarakat Badung dengan PAD begitu besar. Inilah penghargaan kepada krama Badung, terutama dalam adat, seni, dan budaya," imbuh Suyasa yang juga mantan Wakil Ketua I DPRD Badung ini.
Sebagai episentrum pariwisata di Bali, Badung memang memanen pendapatan daerah dari pajak hotel dan restoran (PHR). Diketahui, 80 persen lebih PAD Badung berasal dari sektor pariwisata.
Lantas apa langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai PAD sebesar itu? Suyasa merancang pengerek pendapatan daerah itu di berbagai lini, khususnya di lini Perusahaan Umum Daerah (Perumda) dan infrastruktur.
"Saya sudah pikirkan, banyak perusahaan daerah yang bisa dibuat untuk menambah PAD. Salah satu contoh nanti dikoordinasikan dengan pusat untuk tempat pelabuhan pesiar satu di Badung," buka Suyasa yang merupakan Ketua DPD II Golkar Badung.
Selain itu, Suyasa juga menilai potensi Badung tidak sebatas pariwisata saja. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga kekuatan ekonomi kerakyatan yang sama pentingnya di dalam perekonomian Gumi Keris. *rat
1
Komentar