nusabali

Tradisi Nyepi Segara Desa Adat Kusamba, Klungkung Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tahun 2024

Bentuk Penghormatan Terhadap Laut, Sumber Penghidupan Manusia

  • www.nusabali.com-tradisi-nyepi-segara-desa-adat-kusamba-klungkung-ditetapkan-warisan-budaya-tak-benda-wbtb-tahun-2024

Menurut Bendesa Adat Kusamba, AA Gede Raka Swastika tradisi ini dilaksanakan secara turun-menurun serangkaian Ngusaba di Pura Segara pada Purnama Kelima

SEMARAPURA, NusaBali
Tradisi Nyepi Segara di Desa Adat Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2024.

Prosesi Nyepi Segara di Desa Adat Kusamba sendiri digelar serangkaian Ngusaba di Pura Segara, Desa Adat Kusamba setiap Purnama Kelima. Aktivitas penyeberangan dari pelabuhan tradisional di pantai Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung-Nusa Penida, Klungkung, juga berhenti sehari atau selama 24 jam dari pukul 06.00 Wita sampai 06.00 Wita keesokan harinya.

Nyepi ini sudah menjadi tradisi setiap tahun. Warga yang kerap menggunakan jasa Pelabuhan Kusamba sudah mengetahui itu. Termasuk nelayan, buruh angkut, dan lainnya. Lokasi penyeberangan di Pantai Desa Kusamba, yakni di Pelabuhan Tribuana (paling timur), Banjar Bias (tengah), Kampung Kusamba dan Mongalan (barat), tidak akan ada aktivitas.

Untuk mendukung pelaksanaan Nyepi Segara tersebut petugas Dinas Perhubungan Klungkung juga mengedarkan informasi tentang Nypei ini jauh-jauh hari. Informasi itu langsung di Pelabuhan Kusamba maupun disampaikan lewat media sosial.

Nyepi Segara dengan filosofi untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam terutama di laut, karena laut sebagai sumber penghidupan manusia. Bendesa Adat Kusamba, Anak Agung Gede Raka Swastika mengatakan tradisi ini rutin dilaksanakan selama turun-menurun serangkaian Ngusaba di Pura Segara pada Purnama Kelima. Awalnya Nyepi Segara digelar oleh warga yang tinggal di pesisir seperti nelayan, petani garam dan warga yang bekerja di pantai sebagai bentuk syukur.

Kemudian, setelah adanya desa adat, tradisi ini dijalankan oleh Desa Adat di Kusamba. Sebelum pelaksanaan Nyepi Segara ini, prajuru adat juga sudah berkoordinasi ke instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan Klungkung dan lainnya. "Karena semua aktivitas di pesisir, termasuk penyeberangan ditutup sementara," kata Anak Agung Swastika, Kamis (5/9).

Bendesa Adat Kusamba, Anak Agung Gede Raka Swastika. –DEWA DARMAWAN 

Pemaknaan Nyepi Segara, laut adalah sumber kehidupan yang memberikan kelimpahan rezeki bagi masyarakat pesisir. Maka penghormatan masyarakat terhadap laut mesti dicurahkan dengan pelaksanaan Nyepi Segara. Nyepi ini juga untuk puji syukur atas karunia Tuhan dan memberikan penghormatan kepada alam, dengan cara membebaskan laut dari berbagai aktivitas manusia selama sehari. "Tidak ada sanksi khusus yang diatur desa adat jika ada warga yang melanggar tradisi Nyepi Segara. Namun tidak ada warga yang berani melanggar," ujarnya.

Disebutkan, jika tradisi ini berjalan dengan baik, warga meyakini akan diberikan ciri dengan melimpahnya tangkapan ikan setelah Nyepi Segara. Ini juga mengawali musim tangkapan ikan. "Karena sasih Kalima memang musim untuk tangkapan ikan," kata Anak Agung Swastika.

Dengan ditetapkannya sebagai WBTB, pihaknya merasa bersyukur sekali karena salah satu tradisi di desa Adat Kusamba bisa mendapatkan suatu bentuk penghargaan dari pemerintah terkait dengan pelestarian budaya. "Itu juga bisa memberi kebanggaan kepada desa adat kami, terutama desa adat kami dalam pemberian anugerah ini," ujar Anak Agung Swastika.

Kadis Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana mengatakan ada 4 tradisi di Kabupaten Klungkung yang ditetapkan sebagai WBTB tahun 2024. Di antaranya Barong Swari dari Desa Adat Jumpai, Kecamatan Klungkung, Mebayang-bayang dari Desa Adat Sengkiding, Kecamatan Banjarangkan, Aci Sanghyang Grodog dari Desa Adat Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, dan Nyepi Segara dari Desa Adat Kusamba, Kecamatan Dawan. 

“Kami mengusulkan tradisi-tradisi yang khas sehingga potensi gugur dalam seleksi sangat kecil," ujar Suadnyana. Keempat tradisi tersebut ditetapkan tanpa catatan. Hal itu mengartikan bahwa berkas atau dokumen mengenai tradisi tersebut telah lengkap. Menurutnya manfaat dari program WBTB Indonesia adalah menambah kepustakaan nasional. Sebab ada buku yang diterbitkan dan dokumen berupa video yang dibuat dalam proses penetapan sebuah tradisi sebagai WBTB Indonesia. 7 wan

Komentar